Gereja bukan hanya menjadi tempat ibadah buat umat kristiani, tetapi juga destinasi wisata. Nilai sejarah dan arsitektur yang khas menjadi daya pikat. Berikut delapan gereja ikonik di Tanah Air.
Liburan Natal menjadi momen spesial dan paling ditunggu umat kristiani di Indonesia. Perayaan hari besar ini tak terlepas dari tradisi ibadah yang dilakukan secara khidmat di gereja-gereja.
Setiap tahunnya, sejumlah gereja di berbagai daerah selalu dipadati umat kristiani selama waktu Natal. Tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah loh, gereja-gereja ini ternyata juga memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan makna spiritual yang khas.
Melansir situs Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan sumber lain, Rabu (17/12/2025), berikut delapan gereja ikonik di Indonesia yang mempunyai nilai sejarah, arsitektur, dan makna yang khas.
8 Gereja Ikonik di Indonesia
1. Gereja Tugu, Jakarta Utara
GPIB Tugu atau yang lebih dikenal sebagai Gereja Tugu menjadi destinasi wisata gereja paling populer di Indonesia. Terletak di kawasan Tugu, Jakarta Utara, gereja ini termasuk salah satu gereja Protestan tertua di Jakarta yang berdiri sejak 1678.
Gereja Tugu dibangun oleh komunitas Mardijkers, yakni kelompok bekas budak yang dibebaskan oleh VOC. Komunitas ini berasal dari wilayah India, Malaka, serta Benggala, yang kemudian menetap dan berbaur dengan budaya setempat sambil memeluk agama Kristen Protestan.
Bangunan gereja ini sempat mengalami kerusakan berat akibat serangan pasukan Inggris yang dipimpin Kapten William Cole pada 1814. Namun, kemudian direkonstruksi kembali dan masih berdiri hingga saat ini.
Keunikan Gereja Tugu tidak hanya terletak pada bangunannya, tetapi juga pada tradisinya. Masyarakat setempat masih menjaga warisan budaya seperti tradisi Cafrinho dan musik keroncong Tugu yang lahir dan berkembang dari budaya Portugis-Indonesia.
2. Gereja Blenduk, Semarang
GPIB Immanuel Semarang atau yang lebih dikenal sebagai Gereja Blenduk terletak di Kota Lama, Semarang. Didirikan pada 1753 dan menjadi gereja tertua di Jawa Tengah. Asal nama "Blenduk" berasal dari bahasa Jawa yang berarti menggembung atau berkubah, merujuk pada bentuk atapnya yang bulat dan mencolok.
Gereja Blenduk menampilkan arsitektur khas perpaduan gaya Neo-Klasik dan Barok, dengan kubah besar berlapis tembaga sebagai ciri utamanya.
Bagian dalam gereja juga menyimpan nilai sejarah tinggi, mulai dari altar kayu jati berukuran besar hingga organ pipa bergaya Barok yang menjadi saksi perjalanan panjang gereja ini, meski kini sudah jarang digunakan.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Gereja Blenduk juga menjadi ikon wisata di Kota Lama, Semarang. Menariknya, gereja ini berada di depan Taman Srigunting membuatnya menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk berfoto dan menikmati suasana kawasan bersejarah.
3. GKPA Pakantan, Mandailing Natal
Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA) Pakantan terletak di Desa Pakantan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Gereja ini menjadi salah satu gereja tertua di Sumatera dengan usia hampir mencapai dua abad.
Pada awal berdirinya, gereja ini merupakan bagian dari jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebelum kemudian GKPA berkembang menjadi sinode tersendiri.
Bangunan gereja menampilkan perpaduan arsitektur kolonial dengan unsur budaya lokal Mandailing. GKPA Pakantan kini juga menjadi tujuan wisata sejarah dan religi.
Simak Video "Video: Menpar Proyeksikan Perjalanan Wisatawan Naik 19% di Momen Nataru 2025"
(fem/fem)