Menjelajah Asia Tengah Bersama Suku Kyrgyz
Rabu, 02 Mei 2012 17:03 WIB

Jakarta - Kyrgyz adalah satu dari segelintir suku nomadik yang tersisa di dunia. Mereka menunggang kuda dan memelihara burung elang. Anda bisa ikut bertualang dengan mereka, melintasi ganasnya alam Asia Tengah.Dua ribu tahun yang lalu, sekelompok orang berpindah dari dataran tinggi Siberia menuju arah selatan. Termasuk di antara mereka, bangsa Mongol dan Turki yang juga ikut bermigrasi. Bukan hal yang mudah melewati ganasnya alam Asia Tengah, dengan rentetan pegunungan dan alam yang hampir tak terjamah.Mereka hidup berpindah, hingga akhirnya menempati sebuah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kyrgyzstan. Menurut penulis Agustinus Wibowo dalam bukunya Garis Batas, akhiran -stan berarti tanah. Hal itu berlaku bagi Kyrgysztan (tanah bangsa Kyrgyz), Uzbekistan (tanah bangsa Uzbek) dan seterusnya. Tapi, beberapa dari mereka tak menghilangkan kebiasaan nomaden alias berpindah tempat tinggal.Suku Kyrgyz ada di belantara Afghanistan, di perbatasan negara Kazakhstan, di puncak gunung-gunung tinggi Uzbekistan dan menyebar di berbagai wilayah Asia Tengah lainnya. Walau begitu, saudara kandung mereka masih menganut asas nomadik di negara sendiri yakni Kyrgyzstan.Mengutip buku "National Geographic: Book of Peoples of the World", suku Kyrgyz hidup dengan menggembala domba, kambing, serta kuda yang menjadi identitas mereka. Kuda bagi bangsa Kyrgyz sama maknanya dengan kuda bagi masyarakat Sumba di Indonesia. Anak-anak mereka belajar berkuda di waktu yang sama ketika mereka belajar berjalan.Sementara para pria berburu dan memancing, para wanita Kyrgyz menanam gandum, kentang, dan buah-buahan jika tanah yang sedang dipijak kebetulan gembur. Lalu bagaimana dengan rumah mereka?Suku Kyrgyz hidup di rumah portabel dengan rangka kayu yang mudah dibongkar-pasang. Walau mereka tak berhenti berpindah, rumah itu tetap dibagi jadi dua sisi ketika dibangun ulang. Sebelah kiri adalah sisi pria, yang memuat peralatan berburu dan memancing. Sementara sebelah kanan adalah sisi wanita, yang sekaligus jadi tempat peralatan masak dan menjahit.Alih-alih tempat tidur, suku Kyrgyz beristirahat di sebuah kasur tipis yang mudah digulung dan dibawa. Jika kedatangan tamu, kasur ini pula yang digelar sebagai alas duduk sang tamu. Para wanitanya lalu akan menyiapkan masakan dari daging domba, sayuran rebus, serta menyuguhkan 'Koumiss' alias susu kuda yang difermentasi. Seperti bangsa Asia Tengah lainnya, suku Kyrgyz tak bisa lepas dari produk susu.Walaupun memiliki bahasa sendiri yaitu Kyrgyz, beberapa kelompok lebih memilih bahasa Rusia untuk percakapan sehari-hari. Mengutip buku "Lonely Planet: Central Asia", sekitar 80% dari mereka menganut agama Islam Sunni. Namun, suku Kyrgyz masih memegang teguh paham animisme alias kepercayaan terhadap roh dan mahluk halus.Bertualang bersama suku Kyrgyz ini bukannya tak mungkin. Para traveler yang ingin merasakan hidup nomadik bisa mengunjungi Kota Karakol di Kyrgyzstan. Dari sini Anda bisa melakukan beragam aktivitas seperti berkuda dan mendaki gunung di Valley of Flowers dan Altyn Arashan.Selain itu, para traveler juga bisa melihat aksi para pemburu elang. Suku Kyrgyz terkenal sebagai pawang elang yang ulung, beberapa pria bahkan berhasil menangkap elang sejak umur 13 tahun. Elang itu kemudian dijadikan peliharaan, hingga satu atau dua tahun kemudian dilepaskan kembali ke alam liar. Anda dapat melihat aksi para pemburu ini sekitar bulan Oktober hingga Februari.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks