Tak Cuma Indonesia, Turis Dunia Pusing Akibat Dollar Berjaya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dollar VS Traveling

Tak Cuma Indonesia, Turis Dunia Pusing Akibat Dollar Berjaya

- detikTravel
Rabu, 11 Mar 2015 09:20 WIB
Ilustrasi (Thinkstock)
New York -

Dollar AS terus menguat terhadap berbagai mata uang dunia. Hal ini tentunya berefek pada rencana traveling para turis. Tak hanya turis Indonesia, turis dari berbagai negara lain juga dibuat pusing.

Dollar AS terus bergerak naik hingga menembus Rp 13 ribu. Tak hanya terhadap rupiah, Dollar AS juga menguat di berbagai negara lain. Hal ini memang menguntungkan bagi turis AS, tapi tidak untuk turis dari negara lain.

Dilansir detikTravel dari Reuters, Rabu (11/3/2015), efek dari tingginya nilai tukar Dollar AS dirasakan langsung oleh traveler dunia. Harga tiket perjalanan, hotel dan berbagai kebutuhan lainnya juga ikut naik seiring dengan menguatnya Dollar AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampaknya, penurunan kunjungan turis ke AS pun sudah mulai terlihat sejak akhir tahun kemarin. Jumlah traveler dari Jepang dan Venezuela yang datang ke AS mengalami penurunan 4% dan 18% dibandingkan tahun 2013. Jumlah turis asal Eropa juga ikut menurun.

Setiap tahun, turis mancanegara yang datang ke AS menghabiskan lebih dari USD 200 (Rp 2,6 juta) untuk biaya perjalanan, hotel, makan dan belanja. Seiring dengan menurunnya jumlah kunjungan, beberapa hotel, restoran dan tempat belanja pun mengalami penurunan pemasukan.

"Kami mengalami dua kemunduran. Tak hanya naiknya dollar yang membuat harga-harga menjadi mahal, perekonomian Eropa juga sedang tidak bagus," ujar Jeremy Marrin, pemilik restoran Havana Central di Times Square, New York.

Menurut Marrin, bisnisnya mengalami penurunan karena turis mencanegara yang berkunjung ke AS tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan retail seperti Tiffany and Co dan merek pakaian terkenal seperti Michael Kors dan Kate Spade juga terkena dampak akibat menurunnya turis yang berbelanja.

"Banyak perusahaan retail lain yang mungkin mengalami beberapa level penurunan. Kami yakin bahwa Michael Kors dan Kate Spade masih menunjukkan peningkatan, tetapi tidak sebanyak beberapa tahun yang lalu," kata Craig Johson, Direktur Customer Growth Partners.

Namun, kenaikan dollar AS sepertinya tidak terlalu berefek pada turis Tiongkok dan Meksiko. Kunjungan turis asal 2 negara tersebut ke AS malah meningkat lebih dari 20%.

"Meskipun nilai dollar meningkat, orang Tiongkok telah menyimpan uang untuk jalan-jalan," ucap Evan Saunders, Direktur dan pendiri Attract China.

Para ahli perjalanan mengharapkan kunjungan turis Tiongkok dapat terus meningkat untuk menutupi kurangnya jumlah turis dari negara lain. Mereka juga berharap bahwa dengan meningkatnya perekonomian AS, dapat menambah jumlah turis domestik.

Bagaimana dengan Anda? Tetap lanjut berangkat, menunda atau malah batal traveling? Jika punya opini soal ini, silakan kirim email ke redaksi@detik.travel.

(krn/fay)

Hide Ads