Alun-alun Lodoyo berada di Kecamatan Sutojayan, Blitar. Dalam pantuan detikTravel, Jumat (25/12/2015) orang-orang tersebut tidak hanya datang dari seluruh wilayah di Blitar, namun juga dari Malang, Kediri, Tulungagung bahkan Pacitan.
Bersamaan dengan peringatan Maulud Nabi SAW, Gong Kyai Bicak (lebih dikenal Kyai Pradah) selalu dimandikan setiap tahunnya. Seperti wasiat dari Pangeran Prabu sang pemilik Gong kepada seorang janda Partosutho yang berbunyi seperti ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang artinya, setiap jatuh anggal 1 bulan Syawal atau tanggal 12 bulan Maulud, supaya disucikan memakai bunga setaman. Air cuciannya bisa buat usaha, mengobati orang sakit juga untuk membuat kehidupan warga menjadi aman tentram. Demikian penjelasan Drajat, pembaca cerita Babad Lodoyo.
Mbah Darmo (97) warga Sukorejo Kec Sutojayan mengaku selalu menyempatkan diri untuk datang mengikuti acara Siraman Kyai Pradah ini tiap tahunnya. "Teng awak dados sehat wal'afiat, selalu kuat sampai usia tua," katanya.
Bahkan Mbah Darmo juga mengajak anak cucunya mengikuti acara tersebut dan melestarikannya dalam kegiatan rutin tahunan di keluarganya. Lain cerita, Bu Narsih (57) warga Tulungagung yang ngalap berkah air bekas jamasan Kyai Pradah ini untuk melancarkan usaha dagangnya.
"Bener lho, saya rutin dapatkan air bekas siraman Kyai Pradah, saya siramkan di depan warung saya. Hasilnya pembeli tambah banyak dan bisa buat tolak balak," papar Narsih.
Pemkab Blitar selama ini memang memberikan perhatian khusus pada acara ini. Selain untuk mengembangkan kearifan lokal sebagai potensi budaya, masyarakat Lodoyo juga mengupayakan agar Siraman Kyai Pradah ini tetap bisa dilaksanakan.
Mbah Palil, Kuncen Sangrahan Kyai Pradah menyatakan acara ini harus rutin dijalankan supaya semua warga selamat sejahtera.
"Pernah sekitar tahun 92, waktu itu Wedono yang menjabat tidak begitu peduli dengan adat rakyat sini. Kyai Pradah tidak dijamasi. Malamnya saya melihat ada bayangan putih menyerupai Singa keluar dari gedung pakuncen (tempat menyimpan gong). Singa itu meloncat keluar lalu lari ke arah Timur," paparnya.
Entah kebetulan atau tidak, esok pagi, warga desa Gondanglegi yang letaknya di timur Alun-Alun Lodoyo melaporkan, kambing ternak mereka banyak yang mati secara bersamaan. percaya tak percaya, semua dikembalikan ke nurani masing-masing.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks