Festival Tabuik Pariaman Hadirkan Ritual dari Kisah Cucu Rasul

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Tabuik Pariaman Hadirkan Ritual dari Kisah Cucu Rasul

Advertorial - detikTravel
Kamis, 28 Sep 2017 13:56 WIB
Jakarta -

Bagi Anda pecinta wisata budaya, jangan lewatkan Festival Tabuik yang akan digelar pada 20 September sampai 1 Oktober 2017 di Pariaman, Sumatera Barat. Festival ini akan diramaikan dengan tujuh ritual yang sangat tersohor.

"Festival Tabuik merupakan salah satu tradisi tahunan dalam masyarakat Pariaman dan merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali pada 10 Muharram. Sejarah mencatat Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di padang Karbala. Acara ini sangat menarik," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Efendi Jamal.

Tabuik adalah sebuah patung buraq, seekor kuda bersayap dengan kepala wanita. Patung Tabuik terbuat dari bambu, rotan, dan kertas. Di punggungnya terdapat sebuah peti yang berisi perhiasan dekoratif dan payung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikisahkan potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh buraq. Berdasarkan kisah inilah setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan buraq.

Dalam acara ini terdapat tujuh tahapan ritual, yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut.

"Prosesi dimulai dengan mengambil tanah dilaksanakan pada 1 Muharram. Menebang batang pisang dilaksanakan pada hari ke-5 Muharram. Mataram pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mangarak jari-jari pada malam harinya. Pada keesokan harinya dilangsungkan ritual mangarak saroban," lanjutnya.

Acara puncak digelar pada 10 Muharram. Pada waktu tersebut dilakukan ritual Tabuik naik pangkek dan dilanjutkan dengan hoyak tabuik.

"Sebagai ritual penutup, menjelang magrib, Tabuik setinggi 12 meter ini diarak menuju pantai dan dilarung ke laut," tambahnya

Setiap tahunnya puncak acara Tabuik selalu disaksikan ratusan ribu pengunjung yang datang dari berbagai pelosok Sumatera Barat. Pantai Gandoriah yang menjadi titik pusat perhatian akan menjadi lautan manusia, khususnya menjelang prosesi Tabuik diarak menuju pantai.

"Event ini memang sebagai festival wisata untuk mendatangkan turis dan menggerakkan perekonomian Pariaman. Festival ini merupakan event wisata terbesar yang menarik wisatawan dari luar ke Pariaman, Ini murni kegiatan pariwisata," ungkapnya.

Selain Festival Tabuik, Pariaman yang terletak sekitar 60 kilometer dari Padang Sumatera Barat ini juga menawarkan beragam potensi wisata bahari.

Sejauh ini objek wisata bahari cukup diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Kota Pariaman kaya akan obyek wisata bahari di sepanjang 12,5 kilometer panjang pantai kota ini.

Di samping objek wisata pantai, Kota Pariaman juga memiliki panorama bawah laut yang cukup memukau dan kaya akan keindahan terumbu karang di dalamnya.

"Kita juga memiliki enam buah pulau yang bernuansa eksotis serta kekayaan tradisi budaya yang telah lama diwariskan sejak ratusan tahun yang lalu,semuanya bisa dinikmati dan di-explore," ujarnya.

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mendukung program-program pengembangan wisata dengan cara terus memperkenalkan kesenian pariwisata daerah masing-masing dengan spesifikasi ikon keunikan dan kecantikan objek wisata yang ada.

"Festival ini diharapkan mampu menjadi sebuah kegiatan bersama atas pentingnya budaya asli atau kearifan lokal. Dengan demikian, kegiatannya diharapkan mampu membangkitkan kawasan wisata dan cinta alam, khususnya wisata budaya, selain mengingatkan kembali bahwa Pariaman sebagai daerah tujuan wisata yang bersejarah," ungkap Menpar Arief Yahya.

(adv/adv)

Hide Ads