Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan Kei

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan Kei

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Sabtu, 17 Mar 2018 12:30 WIB
Foto: (Wahyu/detikTravel)
Jakarta - Di Kepulauan Kei, ada satu destinasi wisata religi dimana kamu bisa belajar soal toleransi. Bukit Masbait, begitu nama destinasi ini. Seperti apa?

Bukit Masbait bukanlah sembarang bukit. Bukit ini jadi menjadi lokasi ziarah, tidak hanya bagi umat Kristen saja, melainkan terbuka untuk semua agama.

detikTravel berkunjung ke Bukit Masbait bersama rombongan Press Tour Kementerian Pariwisata. Perjalanan dari hotel kami di pusat kota Langgur menuju ke Bukit Masbait memakan waktu sekitar 30 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesampainya di Bukit Masbait, hujan deras dan angin kencang langsung menyambut kedatangan kami. Jalanan meniti ke puncak bukit jadi amat licin. Traveler mesti hati-hati agar tidak terjatuh saat trekking.

Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan KeiFoto: (Wahyu/detikTravel)


Budi Toffi, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Maluku Tenggara yang menemani kami di perjalanan ini pun langsung membuka cerita. Budi menceritakan soal sejarah awal dibuatnya Bukit Masbait.

"Dulu, bukit ini biasa jadi tempat pertapaan (bukit doa semua umat). Bukit ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Konon, Tuhan dipercaya selalu ada di tempat yang tinggi. Ini titik tertinggi di Pulau Kei Kecil. Ketinggiannya sekitar 300 mdpl," tutur Budi pada detikTravel, Kamis (15/3/2018).

Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan KeiFoto: (Wahyu/detikTravel)


Di bukit inilah, setiap tahunnya umat Nasrani menjalankan ritual Jalan Salib. Bukit Masbait jadi representasi dari Bukit Golgota, lokasi dimana Yesus berkorban memanggul dosa manusia hingga berakhir dengan dipaku di tiang salib.

"Bukit ini menggambarkan perjuangan Yesus di Bukit Golgota, memanggul salib. Ada 14 tingkatan di bukit ini, masing-masing tingkatan ada penandanya," ujar Budi.

Yang menariknya adalah, Bukit Masbait dikelilingi oleh desa yang mayoritas dihuni oleh warga yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Meski begitu, tidak ada permusuhan di antara desa-desa ini.

Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan KeiFoto: (Wahyu/detikTravel)


Hal berkebalikan yang justru terjadi adalah, mereka justru ikut membantu mengamankan Bukit Masbait setiap ada perayaan keagamaan besar digelar di sana.

"Bukit ini dikelilingi oleh 3 desa Muslim di bawah. Ada Desa Letman, Desa Dunwahan, dan Desa Singohoi. Ada juga Desa Kelangit, itu desa Katolik dan Ohoi Dertawun, desa Protestan. Mereka ikut menjaga tiap ada perayaan besar digelar di sini," kata Budi.

Belajar Toleransi Beragama dari Bukit Masbait di Kepulauan KeiFoto: (Wahyu/detikTravel)


Kabar soal karakter warga Kei yang cinta damai dan hidup saling bertoleransi pun sampai di telinga Paus Yohanes Paulus II saat itu. Dia pun memberikan hadiah spesial bagi masyarakat Kei dan kemudian diletakkan di atas Bukit Masbait.

Penasaran hadiah apa yang diberikan oleh Sang Paus? Baca artikel selanjutnya dari Kepulauan Kei di detikTravel ya!

(wsw/fay)

Hide Ads