Fakta itu pun diketahui lewat data riset terbaru yang dikeluarkan oleh Amadeus, penyedia solusi teknologi untuk industri perjalanan global. Dijelaskan langsung oleh GM Amadeus, Andy Yeow, bahwa wisatawan Indonesia jauh lebih terbuka ketimbang wisatawan lain di Asia Pasifik.
"Wisatawan Indonesia adalah yang paling terbuka di wilayah ini dalam hal berbagi data pribadi untuk mendapatkan penawaran yang lebih relevan dan personal," ujar Andy di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta, Kamis (29/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 79% wisatawan Indonesia diketahui terbuka untuk berbagi data mereka dengan penyedia layanan pariwisata. Berbanding dengan 64% wisatawan Asia Pasifik yang mengungkapkan hal serupa.
Keterbukaan orang Indonesia akan data pribadi pun jadi catatan tersendiri. Khususnya terkait data penting atau privasi.
"Wisatawan Indonesia harus lebih selektif dalam memberikan informasi. Ada beberapa data yang tidak bisa kita berikan sembarangan, contohnya seperti data kartu kredit. Anda harus melakukan riset dulu sebelum memberikan informasi," saran Andy.
Sedangkan bagi penyedia jasa wisata, Andy melihat keterbukaan wisatawan Indonesia sebagai hal yang baik. Namun, pihak penyedia jasa wisata harus dapat menjaga data dan kepercayaan dari traveler.
"Sementara hal ini memberi peluang pagi penyedia layanan pariwisata, mereka tetap harus secara hati-hati menyeimbangkan personalisasi dengan masalah privasi yang terus meningkat," tutup Andy. (rdy/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!