Seperti diketahui, larangan bagi traveler dari negara muslim ke AS menjadi salah satu keputusan kontroversial Presiden Donald Trump terkait imigrasi di awal kepemimpinannya.
Kini, travel ban itu pun kian diperkuat oleh Mahkamah Agung AS. Trump pun menyebut putusan MA itu sebagai kemenangan besar bagi rakyat Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putusan MA ini berarti memperkuat larangan perjalanan bagi warga dari lima negara mayoritas muslim, yakni Iran, Libya, Somalia, Suriah dan Yaman, juga dari Korea Utara (Korut), untuk masuk ke AS. Larangan ini berlaku bagi sekitar total 150 juta orang dari negara-negara tersebut.
Keputusan terbaru Mahkamah Agung AS itu pun menuai kontroversi dari banyak pihak, termasuk di antaranya para traveler. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (27/6/2018), berikut beberapa yang muncul di media sosial.
Trump's travel ban is government sponsored discrimination -- a thinly veiled attempt to target individuals based on religion and ethnicity. Monumentally disappointing that a majority on the United States Supreme Court refused to strike it down. https://t.co/hwOaVCk5fC
β Gavin Newsom (@GavinNewsom) June 26, 2018
Gavin Newsom yang merupakan politisi dari negara bagian Caifornia mengatakan, kalau larangan itu merupakan sebuah bentuk diskriminasi pada individu terkait agama dan etnisnya.
Devastating news.
β Shaun King (@ShaunKing) June 26, 2018
The Supreme Court has just upheld Trump's Muslim Ban - basically citing that he has the power to do such a thing.
This never had anything to do with American safety. It was/is all about bigotry and Islamophobia.
Shame on Trump and shame on this nation.
Salah satu kolumnis asal Negeri Paman Sam, Shaun King juga mengungkapkan kekecewaan akan Amerika Serikat dan ketakutannya terhadap Islam.
Malah ada juga yang mengaitkan larangan itu dengan Arab Saudi dan kejadian 9/11 yang lalu. Netizen bernama Ed Krassenstein mengatakan, kalau larangan itu sungguh tidak adil untuk 5 negara Muslim.
Faktanya, 15 dari 19 pelaku terror 9/11 berasal dari Arab Saudi. Namun, Amerika malah tidak memasukkan Arab Saudi sebagai negara yang dilarang masuk. Mengingat kedekatan AS dan Arab Saudi.
With Trump's Muslim travel ban being upheld by the Supreme Court, let's all remember that 15 of the 19 9/11 hijackers were from Saudi Arabia, a country that is not on the Travel ban.
β Ed Krassenstein (@EdKrassen) June 26, 2018
Skema terburuk, larangan untuk traveler dari 5 negara Muslim dan Korea Utara ke Amerika Serikat itu akan diberlakukan secara permanen ke depannya. Perubahan masih akan mungkin terjadi, tapi penguatan dari Mahkamah Agung AS akan larangan itu membuat hal tersebut semakin sulit terjadi seperti diberitakan media Vox. (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum