Penanganan krisis saat bencana merupakan hal penting untuk dilakukan, terutama bagi wisatawan yang terkena dampak negatif bencana itu. Penanganan krisis saat erupsi Gunung Agung di Bali tergolong baik, sehingga wisatawan merasa tertolong.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti menyebut Bali sebagai 'Success Story' daerah dalam hal penanganan krisis bencana. Daerah lain pun bisa menjadikan Bali sebagai contoh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guntur bercerita, Bali itu tidak mau menggunakan terminologi 'krisis' saat menghadapi bencana. Alih-alih 'Crisis Center', Bali menyebut tim ini sebagai 'Bali Tourism Hospitality'.
"Bali Tourism Hospitality ini bukan untuk pemantauan, bukan juga untuk mengatasi masalah (bencana), tapi memberi solusi bagi wisatawan yang terdampak krisis," jelas Guntur.
Guntur pun memberi contoh saat erupsi Gunung Agung. Untuk manajemen krisis bencana ini, Tim Krisis Center Kemenpar bekerja sama dengan Tim Bali Tourism Hospitality memberi treatmen khusus untuk para wisatawan.
"Ada 3 hal yang kami tawarkan. Reroute, refund, dan reschedule. Saat bandara Bali tutup, kalau ada wisatawan mau reroute, kita gratiskan bus ke Surabaya via Banyuwangi. Kita juga berikan 1 kali makan gratis. Untuk yang mau reschedule, ada kebijakan one night free dari pihak hotel. Harus ada emotional touch dan servis ke wisatawan yang terdampak bencana," tutup Guntur. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!