Cirebon merupakan salah satu daerah yang multietnis, seperti Tionghoa, India, Arab, dan lainnya. Semua etnis itu memiliki peran masing-masing dalam membangun Cirebon pada era Sunan Gunungjati.
Dahulu, Cirebon menjadi salah satu gerbang perdagangan dunia. Filolog Cirebon Raden Opan Raffan Hasyim menceritakan bahwa pada era Sunan Gunungjati sekitar abad ke-14 hingga 15 perekonomian Cirebon berkembang pesat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelabuhan-pelabuhan itu pernah menjadi tujuan ekspor dan impor di dunia. Barang-barang yang diekspor dan impor seperti kayu jati, kopi, rempah-rempah, beras, dan lainnya. Pesatnya kemajuan perekonomian Cirebon juga tidak jauh dari peran etnis Tionghoa," kata Opan kepada detikTravel melalui sambungan telepon, Sabtu (21/7/2018).
Pada masa itu, lanjut Opan, Sunan Gunungjati menunjuk salah seorang dari etnis Tionghoa ke dalam pemerintahannya, yakni Tumenggung Aria Wiracula sebagai menteri keuangan. Aria Wiracula memiliki nama lain yakni Tan Sam Tjai Khong.
BACA JUGA: Tari Sintren dari Cirebon yang Penuh Filosofi Hidup
Opan menjelaskan Tumenggung Aria Wiracula memiliki keahlian dalam mengatur keuangan, termasuk mengendalikan tiga pelabuhan yang masuk wilayah Cirebon saat itu.
"Potensi-potensi lainnya juga ikut dikembangkan, seperti pasar tradisional, pemanfaatan dinar dan dirham, dan lainnya. Namun, era itu tak berlangsung lama, setelah Sunan Gunungjati memasuki masa tuanya. Wilayah Cirebon pun dibagi-bagi," tutup Opan.
![]() |
Warga Tionghoa pun kerap berziarah ke makam menteri keuangan pada era Sunan Gunungjati itu. Hal tersebut dibuktikan adanya bekas pembakaran dupa.
![]() |
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana