Penanganan gempa Lombok dipantau secara intensif oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia ikut memantau jalannya penanganan para wisatawan melalui ruangan tim Crisis Center di Kementerian Pariwisata.
"Kita terus memantau perkembangan di lapangan. Termasuk mengetahui bagaimana proses evakuasi dijalankan. Dan apakah para korban juga wisatawan dalam posisi yang aman. Kita harus pastikan semua berjalan dengan benar," kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (9/8/2018).
Arief tidak sendiri, Ia didampingi Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dan Staf Khusus Bidang Komunikasi Don Kardono, dan Kabag Manajemen Krisis Kepariwisataan Dessy Suryaningrat.
Arief dan jajarannya melakukan pemantauan di ruang Pusat Komunikasi Publik Gedung Sapta Pesona. Dari ruang tersebut, ia melakukan video conference dengan stakeholder dan tim Crisis Center yang berada di Lombok.
Video Conference dilakukan 3 kali. Pertama dengan Kepala Pusat Komunikasi Publik Guntur Sakti, dan Asisten Deputi Pemasaran Regional 2 Vinsensius Jemadu, dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB M. Lalu Faozal yang sedang berada di Gili Trawangan.
Video Conference kedua dilakukan dengan General Manager Bandara Internasional Praya Lombok, I Gusti Ngurah Ardita. Di kesempatan itu Arief menyampaikan agar jangan sampai terjadi penumpukan penumpang di Bandara Lombok.
"Untuk mencegah penumpukan penumpang, kita meminta bantuan agar manajemen bandara mengatur penambahan extra flight. Hal ini untuk untuk menampung penumpang yang ingin meninggalkan Pulau Lombok," katanya.
Arief juga menyampaikan agar seluruh penumpang ditangani dan difasilitasi dengan baik dengan agar memberikan kesan yang baik kepada wisatawan.
Sementara video conference ketiga dilakukan dengan Henry Noviardi, Kabid Area Lombok dari Pemasaran 1 Regional 2 dan juga kepada seorang wisatawan asal Jerman.
Melalui video conference itu bule Jerman tersebut menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung kepada Arief.
Dalam tiga video conference tersebut, Arief memberikan apresiasi kepada pengelola bandara, dan tim Dinas Pariwisata Provinsi, dan seluruh stakeholder yang hadir karena telah melayani wisman dan masyarakat Lombok yang terkena efek gempa.
Tim Crisis Center Kemenpar sendiri fokus pada wisatawan mancanegara dan nusantara sebagai customer utama sektor pariwisata Indonesia. Untuk menangani wisatawan, Kemenpar memiliki 5 tim yang saling berkoordinasi secara terus menerus di bawah supervisi Menteri Pariwisata.
Ada 3 tim yang bergerak di Pulau Lombok yaitu tim yang berfokus Gili Trawangan, Tim yang berfokus di Bandara Internasional Lombok Praya, dan Tim yang berfokus di Dinas Pariwisata NTB.
Sementara itu, Tim Crisis Center yang bertugas di Gedung Sapta Pesona terus menerus memantau perkembangan, dan tim di Bali membantu kelancaran pergerakan wisman yang pindah dari pulau Lombok.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum