Dari rilis resmi Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono, Kamis (18/10/2018), pihak-pihak terkait sudah melakukan survei pada tanggal 3-5 Oktober lalu. Survei ini di tiga jalur, yakni Sembalun, Senaru dan Torean.
Seusai survei, tim gabungan yang terdiri dari TNGR, Polri, TNI, hingga pelaku wisata di Gunung Rinjani melakukan pembahasan pada tanggal 8 Oktober. Seterusnya ditemukan beberapa kendala bagi kenyamanan para pendaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kantor TNGR Sembalun rusak sedang hingga berat
2. Terdapat 14 titik longsor dan 11 titik tanah retak
3. Dari 14 shelter, ada 1 rusak berat, 1 rusak ringan dan lainnya dalam kondisi baik
4. Mata air di Pos II dalam kondisi baik
5. 1 pos jaga di Pos II Sembalun rusak ringan
6. Jembatan beton rusak berat namun bisa dilewati
7. Tim survey terhenti di Bukit Penyesalan karena ada longsoran, sekitar 120 meter sebelum Plawangan Sembalun.
Berikut kerusakan lengkap di Jalur Senaru:
1. Kantor TNGR Senaru rusak berat
2. Pos jaga dan toilet rusak berat, sedang Gapura Jebag Bawah Senaru rusak ringan
3. Di jalur ini ada 14 titik longsor dan retakan
4. Beberapa shelter rusak berat hingga ringan
5. Jalur terputus akibat longsor di bawah Plawangan Senaru.
Berikut kerusakan di Jalur Torean:
1. Sepanjang jalur ada 12 titik longsor
2. Jalur terputus sebelum Air Terjun Penimbungan karena longsor.
Berdasar kesimpulan dan data di atas, Jalur Sembalun, Torean, juga Senaru belum dapat dibuka bagi pendaki dengan alasan keamanan. Longsoran-longsoran di daerah kaldera itu patut diwaspadai bagi masyarakat di lembah saat musim penghujan tiba.
Dalam kondisi normal, pembukaan jalur Gunung Rinjani menuju segara Anak diperkirakan dapat dilakukan pada tahun 2020.
Tonton juga 'Gempa Lombok, Sebabkan Longsor di Gunung Rinjani':
(msl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum