Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang Instagramable

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang Instagramable

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Minggu, 04 Nov 2018 16:20 WIB
Foto: Suasana asri Desa Wisata Ekologi Nyambu (Wahyu/detikTravel)
Tabanan - Di era digital seperti sekarang, kembali ke alam adalah pilihan tepat untuk melepas penat. Desa Wisata Ekologis Nyambu di Bali bisa jadi destinasi yang kamu cari.

Mungkin belum banyak traveler yang tahu tentang Desa Wisata Ekologis Nyambu yang terletak di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. Padahal keindahan desa ini tak kalah bila dibandingkan dengan spot cantik lainnya di Bali.

detikTravel berkunjung ke Desa Wisata Ekologis Nyambu beberapa waktu lalu. Naik mobil dari hotel di kawasan Sunset Road, traveler bisa menuju ke desa ini dalam waktu kurang dari 1 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu memasuki kawasan desa, papan nama 'Nyambu' berwarna putih akan menyambut traveler. Uniknya, papan ini diletakkan di tengah hamparan sawah. Warnanya yang putih jadi terlihat kontras dengan hijaunya persawahan sejauh mata memandang. Cakep juga buat objek foto-foto narsis traveler.

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang InstagramableFoto: Papan nama Desa Nyambu di tengah sawah (Wahyu/detikTravel)


Memasuki wilayah Desa Nyambu, jalanan mulus akan mulai dirasakan traveler. Padahal beberapa tahun sebelumnya jalanan ini rusak parah. Sampai muncul sebuah anekdot, bahwa warga Nyambu itu sopan-sopan karena saat naik kendaraan selalu mengangguk-anggukkan kepala. Padahal bukan karena sopan, tetapi gara-gara jalannya rusak parah.

Selain jalanan yang mulus, indera penglihatan juga akan dimanjakan oleh hamparan sawah nan hijau yang menyegarkan. Belum lagi, di kanan dan kiri jalanan ada bangunan beraksitektur Bali asli yang akan kita saksikan.

Desa Wisata Ekologis Nyambu memang menawarkan nuansa Bali yang otentik. Memang tidak semewah Ubud, tapi justru kesederhanaannya itu yang tidak bisa traveler temukan di tempat lain.

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang InstagramableFoto: Suasana pedesaan yang masih alami (Wahyu/detikTravel)


Desa Wisata Ekologis Nyambu menawarkan beberapa alternatif wisata bagi traveler. Ada paket wisata susur sepeda, susur sawah dan juga susur budaya. Sesuai dengan namanya, ketiga paket wisata ini punya keunggulannya masing-masing.

Di paket susur sawah, traveler akan diajak menyusuri areal pesawahan Desa Nyambu yang luasnya meliputi 60% luas desanya sendiri. Sambil diajak jalan-jalan ke sawah, traveler akan diceritakan bagaimana kearifan lokal yang masih dijaga erat oleh warga agar tradisi ini tetap lestari.

"Sistem irigasi Subak sampai sekarang masih kita lestarikan. Kami sudah sepakat, pembangunan yang mengganggu aliran air, tidak akan kami izinkan. Kalau dibangun dengan beton, yang ke belakang tidak akan dapat air lagi," ujar I Wayan Gede Sugiartha, Manajer Desa Wisata Ekologis Nyambu yang menemani detikTravel berkeliling desa.

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang InstagramableFoto: I Wayan Gede Sugiartha saat memberi penjelasan (Wahyu/detikTravel)


Traveler juga bisa ikut tur susur budaya. Di sini, traveler akan diajak menyelami budaya Bali yang luhur. Mulai dari melihat rumah Bali dengan segala filosofinya, sampai diceritakan mengenai pura-pura bersejarah yang ada di Desa Wisata Nyambu.

"Di Desa Nyambu, ada 67 pura. Ada pura yang dibangun sebelum abad ke-11. Abad ke-15 pun ada. Yang paling tua, ada pura abad ke-8 saat agama Hindu masih bersatu dengan Buddha," jelas Gede Sugiartha.

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang InstagramableFoto: Pura Kerta Mandala, salah satu pura di Nyambu (Wahyu/detikTravel)


Sementara itu, untuk wisata susur sepeda di Desa Nyambu sudah mulai dikembangkan. Nyambu termasuk desa yang strategis lantaran jarak untuk menuju ke beberapa destinasi lainnya tidak terlampau jauh. Baik itu menuju ke Tanah Lot, hingga ke Jatiluwih.

Untuk harga paket wisata di Nyambu, mulai dari Rp 350 ribu. Itu sudah termasuk welcome drink, jasa pemandu, sewa sepeda, hingga makan siang. Sementara itu, untuk harga homestay mulai dari Rp 180 ribu per malam.

Nantinya pemasukan dari wisata digunakan untuk mengembangkan lagi Desa Wisata Nyambu. Semua pemasukan dikelola di BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

Untuk menjaga keasrian desa ini, para pemuda setempat pun sepakat untuk menggalang gerakan Desa Nyambu Bebas Sampah Plastik. Gerakan ini termasuk mengelola sampak plastik menjadi produk yang lebih memiliki nilai tambah secara ekonomis.

Kembali ke Alam ala Desa Wisata Nyambu yang InstagramableFoto: Suasana asri pesawahan Desa Wisata Nyambu (Wahyu/detikTravel)


Selama 2 tahun terakhir, Desa Wisata Nyambu pun mulai banyak dilirik wisatawan. Mayoritas pengunjung merupakan Warga Negara Asing (turis mancanegara). Mereka sangat mengapresiasi usaha pelestarian lingkungan yang ada di Desa Wisata Nyambu.

Tak hanya turis asing, turis domestik pun sudah ada yang datang ke Desa Wisata Nyambu. Meski belum banyak, jumlahnya terus mengalami kenaikan.

Selain berwisata, rata-rata dari mereka ke Nyambu karena ingin belajar soal pengelolaan desa wisata. Untuk ini, para pengurus Desa Wisata Ekologi Nyambu menyambutnya dengan tangan terbuka.

"2 Tahun terakhir ini sudah ada peningkatan. Sudah ada 300-an turis yang ke sini. Ada juga yang mau belajar soal desa wisata. Tentu kami sangat terbuka buat siapa saja yang mau belajar," tutup Gede Sugiartha. (wsw/wsw)

Hide Ads