Meski Hampir Punah, Maskot Kota Banjarmasin Ini Hadir di Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Meski Hampir Punah, Maskot Kota Banjarmasin Ini Hadir di Bali

Tia Reisha - detikTravel
Senin, 10 Des 2018 14:50 WIB
Foto: taman safari
Jakarta - Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terkenal akan salah satu satwanya yang terancam punah, yakni bekantan atau proboscis monkey. Meski populasinya hampir punah, satwa yang satu ini ternyata masih bisa ditemui bahkan di luar Pulau Kalimantan, yakni di Bali Safari & Marine Park.

"Bekantan menjadi salah satu ikon Pulau Kalimantan, bahkan di Kalimantan Selatan terdapat patung bekantan berukuran besar yang menjadi maskot Kota Banjarmasin," ujar Director of Sales Bali Safari & Marine Park, Nyoman Sutarjana kepada detikTravel, Kamis (6/12/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, bekantan termasuk dalam daftar satwa yang terancam punah berdasarkan daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Jumlahnya di alam pun mulai berkurang akibat berkurangnya lahan hutan dan perburuan liar.

"Sebagai sebuah lembaga konservasi di Bali, Bali Safari & Marine Park berkewajiban dalam konservasi satwa liar, edukasi, dan penelitian. Mengingat status konservasi satwa ini terancam punah sehingga besar harapan kami untuk ikut aktif dalam konservasi bekantan melalui breeding atau pengembangbiakannya," tegas Sutarjana.



Ia mengatakan Bali Safari & Marine Park menjadi satu-satunya yang menghadirkan satwa khas Kalimantan ini di Bali. Di Bali Safari & Marine Park, ada 4 ekor bekantan yang terdiri dari 2 ekor jantan dan 2 ekor betina. Keempat bekantan tersebut didatangkan dari Taman Safari Bogor.

"Habitat asli jenis ini adalah hutan tropis dataran rendah yang tersebar di Pulau Kalimantan. Mereka biasanya mendiami hutan mangrove, rawa-rawa, atau di hutan di pinggiran sungai. Tentu saja, kami membuat exhibit yang semirip mungkin dengan habitat aslinya di Kalimantan, lengkap dengan relief mangrove dan kolam," jelas Sutarjana.

Ia juga menyampaikan bahwa bekantan di wahana rekreasi tersebut dirawat dan diberi makan seperti di habitat aslinya. Satwa yang satu ini biasa memakan pucuk daun tanaman mangrove, ketapang, beringin, atau kaliandra. Bekantan juga memakan buah-buahan dan sayuran seperti apel, pisang, pir, jeruk, pepaya, kacang panjang, jagung, dan ubi.

"Sama seperti merawat satwa pada umumnya, pemberian pakan yang dimungkinkan seperti makanan di alamnya, berupa dedaunan dan buah-buahan, tempat untuk bermain dan menambahkan enrichment sehingga satwa dapat mengekspresikan perilaku normalnya seperti di alam liar serta pengecekan kesehatan secara berkala dan lain-lain," lanjutnya.

Secara fisik, bekantan memiliki keunikan tersendiri, yakni hidung besar dan perut yang buncit. Monyet ini juga memiliki perilaku unik yang berbeda dari monyet lainnya, yaitu bisa berenang. Bekantan juga lebih suka makan buah yang agak mentah lho.

"Perilaku unik dari bekantan adalah mereka terbiasa berenang untuk menghindari predator atau untuk menyebrangi sungai untuk mencari makanan. Mereka juga menghasilkan suara yang cukup keras ketika berkomunikasi atau memperingati kelompoknya akan bahaya yang datang," sambungnya.

Di Bali Safari & Marine Park, pengunjung pun bisa melihat langsung bekantan beserta perilakunya yang unik. Sehingga kesadaran untuk menjaga kelestarian satwa yang satu ini pun bisa semakin meningkat.

"Dengan hadirnya bekantan diharapkan dapat mengenalkan pengunjung lebih dekat dengan satwa unik ini. Dengan hal tersebut diharapkan bisa meningkatkan kesadaran pengunjung untuk ikut dalam pelestarian bekantan. Tujuannya sudah tentu untuk ikut dalam kegiatan konservasi bekatan dan mengedukasi masyarakat mengenai bekantan," pungkasnya.



Tonton juga 'Agrowisata Seru Bersama Keluarga di Sondokoro':

[Gambas:Video 20detik]


(mul/ega)

Hide Ads