Dari Keprihatinan, Lahir Gerakan Cinta Toleransi Beragama dalam Bentuk Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dari Keprihatinan, Lahir Gerakan Cinta Toleransi Beragama dalam Bentuk Wisata

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 17 Jan 2019 18:50 WIB
Foto: (Masaul/detikTravel)
Jakarta - Ketegangan politik yang membawa isu agama menimbulkan keprihatinan banyak orang. Wisata bhinneka pun lahir untuk membuka lagi pintu cinta sesama rakyat Indonesia.

Wisata Kreatif Jakarta ingin menghilangkan kesan sekat antar umat beragama dengan gerakan tur Wisata Bhinneka, Kamis (17/1/2019). Pesertanya kali ini adalah para siswa dan mahasiswa dari Jakarta dan sekitarnya.

"Tur kali ini ditujukan ke anak-anak. Karena bahkan di sekolah masih kurang diajarkan toleransi dan penekanan antar agama," kata penggagas Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief seusai acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari pukul 10.00-15.00 WIB, peserta berkumpul di titik kumpul yakni Gereja Immanuel Gambir untuk sesi tanya jawab ringan tentang tempat ibadah tersebut dan agama masing. Hal sama dilakukan, yakni pengenalan tempat ibadah lain seperti mengunjungi Gereja Katedral, Masjid Istiqlal dan Kelenteng Sin Tek Bio.

 (Masaul/detikTravel) (Masaul/detikTravel) Foto: undefined


Biasanya, Wisata Kreatif Jakarta mengunjungi 5-7 spot destinasi tergantung tipe turnya. Semua turnya didominasi berjalan kaki.

"Kami ini penyedia tur tapi kebanyakan jalan kaki. Awalnya wisata kuliner per kawasan dari 2017 dan baru kali dibuat untuk siswa. Tarifnya Rp 70 ribu per orang," imbuh dia.

Diawaki 15 orang, Wisata Kreatif Jakarta sudah melakukan tur rutin, yakni di Sabtu-Minggu pagi dan sore hari. Lokasinya ada di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bandung.

"Kami ada pula tur spesial, seperti pas Maulid Nabi hingga Natal. Kadang, karena melihat keadaan seperti ini tetap kami selipkan destinasi religi atau tempat ibadah di dalamnya," jelas Ira.

(Masaul/detikTravel)(Masaul/detikTravel) Foto: undefined


Saat ini, Wisata Kreatif Jakarta sudah memiliki rute sebanyak 35 jalur. Terakhir ada di kawasan Tanjung Priok.

"Di sana itu ada yang unik-unik. Kita bisa ke Pasar Ular yang menjual barang impor dengan harga miring," kata dia.

Tak hanya memupuk rasa toleransi, tur ini juga mengedukasi satu sama lain. Peserta bebas bertanya ke tur guide yang ada.

"Juga kita sebar kuesioner setelah acara karena ingin tahu output mereka setelah tur, seperti kesan setelah mengikuti tur. Juga kali ini ada pertanyaan tempat ibadah mana lagi yang mau dikunjungi?" pungkas dia. (msl/fay)

Hide Ads