Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh Marabahaya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh Marabahaya

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 06 Feb 2019 19:30 WIB
Akbar Kohistani, pemandu wisata di Afghanistan (dok. Hafizullah Kohistani)
Kabul - Siapa sangka, ada wisatawan yang menjadikan Afghanistan sebagai destinasi liburan. Inilah kisah pemandu wisata yang membawa turis liburan di Afghanistan.

Hafizullah Akbar Kohistani (29), itulah nama pemuda ini. Dia menjalani profesi yang belum tentu sanggup dijalani oleh pemuda seumurannya. Akbar bekerja sebagai pemandu wisata di negeri yang penuh konflik, Afghanistan.

Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Rabu (7/2/2019), Akbar sudah menjalani profesi sebagai pemandu wisata selama lebih dari 10 tahun. Awalnya, Akbar bekerja untuk Afghan Logistics and Tours. Sampai akhirnya Akbar memulai bisnisnya sendiri, Afghanistan Tour Services pada tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah tidak terhitung lagi pengalaman nyaris mati yang dialami Akbar gara-gara profesinya tersebut. Yang paling sering dialami adalah ancaman mati dari kaum esktrimis (Taliban dan ISIS) saat Akbar menjalankan tugasnya.

"Terkadang saya menerima ancaman dari orang-orang tidak dikenal. Kebanyakan dari mereka tidak senang karena saya bekerja dengan orang asing. Saya harus jelaskan ke mereka, bahwa saya tidak bekerja untuk tentara, melainkan bekerja untuk turis," ungkap Akbar seperti ditulis Daily Mail.

Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh MarabahayaAkbar sudah lebih dari 10 tahun menjalani profesi ini (dok. Hafizullah Kohistani)


Sering Akbar menjelaskan ke warga lokal Afghan bahwa yang dia bawa adalah turis. Dia juga menjelaskan mengapa mereka berkunjung ke negaranya. Tetapi sepertinya warga setempat menganggap tidak ada perbedaan antara orang asing, tentara ataupun turis. Bagi mereka, semuanya adalah orang asing.

Pernah satu waktu, Akbar diserang saat sedang membawa turis berkeliling di suatu masjid di Kota Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan. Saat itu, Akbar diserang oleh 5 orang pria sekaligus.

"Suatu waktu di Herat, 5 orang mengerumuni saya. Dengan bahasa yang sangat kasar, mereka bilang mengapa saya membawa orang non muslim ini ke sini. Mereka mencoba menampar saya," kisah Akbar.

Beruntung Akbar sudah terlatih untuk menghadapi situasi seperti ini. Sebagai mantan tentara nasional Afghanistan, Akbar berusaha untuk tetap tenang, sabar, mengajak berbicara baik-baik, lalu mengamankan tamu dan membawanya pergi sesegera mungkin dari area tersebut.

Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh MarabahayaMemandu turis di Afghanistan (dok. Hafizullah Kohistani)


Akbar menyebut sebenarnya orang-orang Afghanistan cukup bersahabat dengan para turis. Tidak semuanya ingin menyakiti tamu yang dibawa oleh Akbar. Yang terpenting, para pemandu wisata harus mengetahui aturan-aturan dasar yang berlaku di sana.

"Kami harus tahu kemana akan berkunjung. Kami punya beberapa batasan di setiap provinsi yang kami kunjungi, mana daerah yang boleh dikunjungi, mana daerah dimana kita bisa istirahat, mana daerah yang kita tidak boleh berhenti. Kami punya aturan, dan kami meminta pada para turis untuk mematuhi aturan ini demi keamanan mereka," tegas Akbar.

Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh MarabahayaAkbar selalu menjaga keamanan turis (dok. Hafizullah Kohistani)


Demi menjaga keamanan juga, Akbar terpaksa menerapkan beberapa aturan terkait kehidupan pribadinya. Akbar sampai harus meng-unfriend atau mem-block anggota keluarganya di Facebook. Dia bahkan tidak mau menerima friend requests dari orang-orang Afghanistan di Facebook.

Meski sering mendapat ancaman mati hingga keamanan keluarganya juga terancam, tetapi Akbar mengatakan dirinya tidak akan gentar. Akbar ingin menunjukkan wajah asli dari negaranya, Afghanistan kepada khalayak luar.

"Saya rasa sudah jadi tanggung jawab saya untuk menunjukkan ke dunia, wajah asli dari negara kami. Saya juga ingin menunjukkan bahwa orang Afghanistan juga ingin rasa damai, makmur dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Kami lelah dengan situasi ini. Kami lelah dengan perang, dan saya ingin menyampaikan pesan ini lewat para turis," pungkas Akbar. (wsw/wsw)

Hide Ads