International Surfing Championship Krui Pro akan berlangsung di perairan Pantai Tanjung Setia, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, pada 29 April-4 Mei 2019. Tepatnya di Ujung Bocur Surfing Spot.
Menurut Ketua Tim Calendar of Event Wonderful 2019 Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty, salah satu keunggulan Krui Pro adalah mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Esthy menambahkan, selama ini pantai Tanjung Setia dikenal sebagai surganya para peselancar. Alasannya, kawasan pantai di Pesisir Barat itu memiliki sekitar 21 surfing spots dengan karakter yang berbeda-beda.
"Dengan karakter ombaknya yang stabil sepanjang tahun, Tanjung Setia jelas menjadi pilihan para surfer. Karena tidak membutuhkan waktu tertentu bagi mereka untuk menaklukkan ombak. Inilah kelebihan Tanjung Setia," papar Esthy lagi.
Esthy menjelaskan, Krui Pro adalah event hasil kerja sama dengan World Surf League (WSL) & Asian Surf Championship (ASP). Ratusan peselancar mancanegara selalu menghadiri event bergengsi ini. Tahun ini pelaksanaan Krui Pro sudah memasuki tahun pelaksanaan ke-3.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, banyak manfaat yang bisa diraih dari event kelas dunia ini.
"Sebagai gambaran, event ini selalu dipantau surfer di berbagai dunia. Karena, WSL selalu menyiarkan live streaming kejuaraan di situs mereka. Artinya, nama Tanjung Setia, Pesisir Barat, dan Provinsi Lampung, akan ikut terangkat," ujar Rizki.
Oleh karena itu, lanjut Rizki, perlu dukungan dari pemerintah daerah agar event ini benar-benar berkualitas. Sedangkan Kementerian Pariwisata sudah membuktikan dukungan sejak beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap Krui Pro dipersiapkan dengan matang.
"Sport tourism selalu menjadi cara efektif untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Krui Pro sudah membuktikannya. Sejak beberapa tahun terakhir, Krui Pro selalu dibanjiri wisatawan mancanegara. Untuk itu, pelaksanaannya harus semakin baik dari tahun ke tahun. Karena akan berimbas juga terhadap sektor pariwisata Pesisir Barat," papar Arief. (prf/ega)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom