Event ini berlangsung pada 19-30 Mei 2019. Sales mission pun akan mendatangi 3 kota besar Australia, di antaranya Perth, Melbourne, dan Sydney. Sementara di Selandia Baru, sales mission digelar di Kota Auckland dan Christchurch.
Dalam sales mission kali ini, Kemenpar menggunakan konsep table top presentation dan wholesalers business set meeting. Ada juga keramahan cocktail party, dinner, dan door prize.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini, 5 kota tersebut sebagai kontributor wisatawan. Dengan potensinya tersebut, kami gelar Sales Mission Bali and Beyond di Australia dan Selandia Baru. Program ini mempromosikan Bali sebagai pasar utama," ungkap Rizki dalam keterangan tertulis, Senin (20/5/2019).
Sales mission pun akan diikuti oleh 17 sellers dari Bali, Lombok, dan Yogyakarta. Nantinya ada 100 buyers yang dilibatkan, khususnya pada 4 kota. Hanya di Christchurch saja yang akan menghadirkan 70 buyers.
Pada hakikatnya, program sales mission tersebut mengoptimalkan jaringan wholesalers. Ada Flight Centre Global Product, Bali Tour, Asia Escape Holidays, dan lainnya.
"Program sales mission itu akan mempertahankan citra Bali sebagai destinasi wisata terbaik di dunia. Bali tetap destinasi eksotis, aman, dan nyaman dikunjungi. Misi lainnya, tetap mempererat kerja sama antara sellers asal Indonesia dengan buyers di sana," terang Rizki.
Dipilihnya Bali sebagai destinasi utama bukan tanpa alasan. Selain alam, budaya, dan manmade yang eksotis, Pulau Dewata juga diuntungkan secara geografis. Posisinya dekat dari Australia dan Selandia Baru sehingga repeaters-nya tinggi. Secara psikologis, Bali juga sudah dianggap rumah kedua bagi Australia dan Selandia Baru. Oleh karena itu, Rizki yakin program sales mission akan menaikkan arus kunjungan wisatawan.
"Dengan program intensif seperti ini, kami yakin arus masuk wisatawan Australia dan Selandia Baru akan tetap besar. Apalagi secara psikologi memang ada kedekatan antara warga Australia dan Selandia Baru dengan Bali. Secara karakter, wisatawan dari Australia dan Selandia Baru juga unik," lanjut Rizki.
Sepanjang 2018, Indonesia menjadi destinasi favorit wisatawan Australia. Kunjungan warga Negeri Kanguru ke Indonesia dominan 82,2% berlibur. Alasan lainnya adalah mengunjungi kerabat sebanyak 7,6%, dan aktivitas bisnis sebanyak 3,5%. Adapun alasan lain berkunjung sekitar 6,7%. Selain itu, Indonesia juga tetap menjadi favorit di atas Amerika Serikat, United Kingdom, Thailand, Tiongkok, bahkan Singapura.
Di Australia, 3 kota yang disambangi sales mission diharapkan menjadi koneksi bagi wilayah lain. Sebab, kunjungan wisatawan dari wilayah lain seperti New South Wales, Victoria, dan Western Australia juga menjanjikan. Kunjungan wisatawan di Western Australia misalnya, mencapai 392.438 orang, wisatawan New South Wales sebanyak 270.962 orang. Sementara kunjungan wisatawan asal Victoria sebesar 263.224 orang.
"Market Australia dan Selandia Baru harus dijaga. Potensinya sangat besar di sana. Dengan treatment yang diberikan, kami optimistis pergerakannya akan optimal. Target-target per zonasi yang dibebankan akan tercapai," jelas Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional IV (Australia, Selandia Baru, Oceania) Kemenpar Edy Wardoyo.
Potensi wisman asal Selandia Baru pun tak kalah menjanjikan. Progress Negeri Kiwi sangat positif di 2018 dengan kenaikan 13,4%. Tahun lalu, pergerakan outbound-nya mencapai 129.600 orang. Indonesia juga masuk top 5 destinasi favorit Negeri Kiwi. Selain Indonesia, ada juga Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Fiji. Posisi Indonesia pun berada di atas Tiongkok, Thailand, bahkan Singapura.
"Pasar Selandia Baru sangat seksi. Apalagi, Indonesia sebagai negara ASEAN terfavorit yang dikunjungi. Dengan beragam penawaran menarik yang kami berikan, pergerakan wisatawan Selandia baru akan terus naik di tahun ini," tegas Edy.
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yakin bahwa sales mission akan menghasilkan value bagi pariwisata Indonesia.
"Pasar Australia dan Selandia Baru sangat potensial. Kami yakin pasar ini akan memberikan input arus wisatawan optimal. Apalagi, paket-paket terbaik sudah disiapkan. Nantinya akan ada banyak nilai bisnis yang dihasilkan, khususnya sepanjang tahun ini. Saat event pasti ada transaksi besar, tapi jumlahnya akan semakin optimal dalam waktu yang panjang," tutup Arief. (prf/mpr)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol