Perhatian masyarakat dunia kini tengah tertuju pada Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota). Tiga kawasan yang berada di pulau Sumbawa, NTB itu telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer.
Hal itu tentu saja akan menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang hobi mendaki untuk mengenal lebih dekat kawasan Gunung Tambora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa catatan menuturkan Heinrinch Zollinger adalah seorang ketua tim pendaki pertama puncak Gunung Tambora pasca letusan yang terjadi di tahun 1815," katanya.
Zollinger adalah seorang ahli Botani dari Swiss. Pada tahun 1842 dia datang ke Jawa dan bekerja di kebun Botani. Tahun 1847 dengan biaya dari pemerintahan Hindia Belanda dia melakukan ekspedisi ilmiah ke Pulau Sumbawa untuk meneliti Tambora.
Dalam buku yang berjudul Ascent of the Volcano Tambora on Sumbawa island and Depiction of the Eruption of the year 1815, Zollinger mengisahkan perjalanan dan pendakian pertamanya di Tambora.
Dari flores Zollinger berlayar ke Bima pada bulan Juli tahun 1847. Sebelum menuju Tambora, Zollinger terlebih dahulu bertemu dengan Kesultanan Bima bernama Sultan Ismail yang berkuasa pada tahun 1817 hingga 1854.
Dengan membawa surat pengantar dari Gubernur Hindia Belanda, Zollinger disambut dengan sangat meriah oleh kesultanan Bima. Dia disambut dengan 21 kali tembakan meriam.
Pada bulan Agustus, Zollinger melanjutkan perjalanannya menuju Dompu dan Sanggar. Zollinger sempat putus asa dengan jalur pendakian menuju puncak Tambora. Beberapa timnya pun sempat mengalami sakit demam.
"Waktu Zollinger berada di Bima, dia mendapat cerita bahwa di Tambora sangat susah untuk mendapatkan air. Gunung Tambora juga katanya banyak dihuni oleh roh-roh jahat," tuturnya Fahru.
Berbagai kesulitan dihadapi oleh tim Zollinger. Haus dan lapar menyerang mereka, hingga ada beberapa anggotaanya harus ditinggalkan di dalam hutan Tambora akibat kelaparan dan kelelahan.
Anggota tim yang tersisa melanjutkan pendakian. Tekad Zollinger untuk mencapai puncak sudah di depan mata. Karena keinginannya yang besar untuk mencapai puncak, dia pun dianggap seperti tukang sihir oleh anggota timnya.
Pada tanggal 11 Agustus jam 6 pagi, mereka berangkat dari Sanggar untuk melanjutkan pendakian ke puncak Tambora. Zollinger bersama beberapa orang berhasil mencapai puncak.
"Pada tahun 1847 seluruh biosfer semenanjung Tambora juga telah tercatat dan diteliti oleh Zollinger, hingga menjejak dan menjadi acuan para ilmuwan berikutnya," kata Fahru.
Zollinger merupakan orang pertama yang membuka jalur pendakian Tambora, mulai dari Piong, hingga puncak Utara pada titik koordinat N. 82 Β° W yang diperkirakan berada di jalur Kawinda Toi. (rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol