Bagaimana cara kerja dan di mana lokasinya?
Suasana sejuk nan hijau begitu terasa di homestay Mikroba di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Bangunannya pun tidak biasa, terbuat dari bambu apus dan petung. Bentuknya dibangun ala rumah panggung dengan kamar mandi berada di bawah kamar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada lima kamar dengan kapasitas 4 sampai 6 orang. Tetapi ada satu yang besar bisa 8 sampai 10 orang," kata pengelola homestay Mikroba Diqdu Subagyo pada detikcom, Minggu (21/7/2019).
![]() |
Ia mengaku, konsep homestay sengaja dibuat ramah lingkungan. Mengingat saat ini bangunan di Dieng belum terarah apalagi ramah lingkungan. Homestay itu baru digunakan sekitar 2 bulan lalu, semuanya menggunakan bambu mulai dari tiang, pagar hingga atap.
"Semuanya membutuhkan sekitar 1500 bambu. Jenisnya ada bambub apus dan bambu petung," terangnya.
Selain alami, homestay ini juga menonjolkan suasana kampung. Misalnya, wisatawan diajak keluar saat malam hari untuk menikmati perapian sambil menikmati jagung bakar bersama wisatawan lainnya.
![]() |
"Jadi ada kebersamaan, seperti di desa. Antara wisatawan satu dengan yang lainnya bisa saling kenal," tuturnya.
Sayangnya, homestay ini sudah diboking saat gelaran Dieng Culture Festival (DCF) pada awal Agustus mendatang. Bahkan, untuk tahun 2020, juga sudah dipesan wisatawan.
"Pas DCF besok dan tahun depan sudah ada yang pesan. Jadi kalau mau menikmati jangan yang pas DCF," ujarnya.
Di dalam kamar, disediakan selimut dan sleeping bag sebagai penghangat. Satu unit kamar, dibanderol dengan harga Rp 250 ribu per malam untuk 2 orang wisatawan.
"Kalau yang menginap 2 orang Rp 250 ribu, tetapi kalau lebih Rp 350 ribu. Itu kan ada dua kasur di bawah sedangkan di atas juga ada kasur lagi," jelasnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks