"Aduh, ini pemandangannya sangat indah, kami tidak mau pulang ke Jepang. Kami mau di sini saja. Kami ingin tinggal dengan binatang langka dunia ini (Komodo)," kata Perwakilan Osaka Asian Film Festival Office, Aya Otoi, dalam keterangannya, Selasa (23/7/2019).
Dengan tujuan mempromosikan Labuan Baju ke wisatawan mancanegara (wisman) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memang mengemas kegiatan Famtrip dengan mengajak para peserta untuk tracking dan menikmati keindahan Pulau Rinca yang di dalamnya hidup Komodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sepanjang jalur tracking, wisatawan akan ditemani pemandangan indah. Berupa jajaran perbukitan dan hamparan laut biru. Bukit ini akan kering dan bewarna kuning di saat musim kemarau. Di masuk musim penghujan, bukit ini akan berubah warna menjadi hijau.
Di sela-sela perjalanan tracking, wisatawan akan menemukan puncak bukit yang memiliki pemandangan khas Pulau Rinca. Hamparan laut biru dipadukan dengan perbukitan eksotis semakin menambah keindahan Pulau Rinca.
Perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka-Jepang, Nusiaga Putri mengatakan, kerja sama antara KJRI Osaka dengan Kemenpar sangat cerdas. Karena peserta famtrip yang diundang merupakan wakil dari anak-anak milenial di Jepang.
"Banyak anak muda di Jepang yang tidak tahu Indonesia dan destinasi-destinasi terbaiknya. Tentu saja Famtrip ini akan memviralkan keindahan Indonesia kepada segmen yang tepat di Jepang. Kemenpar dan KJRI sudah menangkap ini dan kami lakukan di Famtrip ini," kata Nusiaga.
Untuk hari pertama, Putri sangat menyanjung Pulau Rinca yang luar biasa. Menurutnya, destinasi ini bakal menjadi favorit wisatawan Jepang yang berlibur ke Indonesia.
"Banyak yang bisa ditawarkan di Pulau Rinca. Alamnya yang indah sungguh memukau. Belum lagi sang legendaris Komodo yang siap menyambut wisatawan datang. Ini menjadi atraksi menarik yang bisa dipasarkan ke wisatawan Jepang," kata Putri.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya, famtrip ini sangat strategis untuk menggenjot kembali angka kunjungan wisatawan Jepang. Sepanjang Januari hingga Desember tahun lalu, jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia mengalami penurunan 7,45% dibandingkan periode sama pada 2017. Torehannya, Jepang hanya memasok 530.573 wisman pada tahun 2018. Sedangkan pada 2017 mampu mencatat 573.310 wisman.
Padahal, spending wisman Jepang cukup besar. Begitu juga lama berkunjungnya juga cukup baik. Sekali berkunjung ke Indonesia, wisatawan Jepang pada umumnya menghabiskan waktu enam hari hingga seminggu. Mereka mengeluarkan uang rata-rata sebesar USD 1,013 per visit.
"Latar belakang ini menjadi pendorong Kemenpar dalam meningkatkan berbagai upaya promosi pariwisata Indonesia di Jepang. Ya seperti halnya famtrip yang kita gelar ini. Ditambah lagi, tahun ini Kemenpar menargetkan 690 ribu kunjungan wisatawan asal Jepang. Tentunya upaya maksimal akan terus kita kembangkan," ucap Nia.
Terpisah, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan famtrip kali ini sangat tepat sasaran. Mengundang media dan blogger Jepang merasakan sensasi berwisata yang menyenangkan. Ia yakin bakal menimbulkan efek domino yang positif bagi pariwisata Labuan Bajo.
"Biarkan mereka menyentuh langsung, merasakan langsung, dipublikasikan di sosial media dan media dengan baik, diceritakan dengan baik, viral dan berdampak kepada wisatawan Jepang," harap Arief.
Seperti diketahui, lanjut Arief, Labuan Bajo saat ini merupakan destinasi super prioritas yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
"Ini akan memantik kunjungan ke Labuan Bajo juga. Saya yakin itu, karena media dan blogger ini mempunyai basis follower yang tidak sedikit. Pasti akan positif," katanya.
(idr/idr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum