Milenial Malaysia Kepincut Wisata Homestay di Bakkara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Milenial Malaysia Kepincut Wisata Homestay di Bakkara

Raras Prawitaningrum - detikTravel
Minggu, 28 Jul 2019 18:44 WIB
Foto: Dok. Kemenpar
Jakarta - Program live homestay di Bakkara, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara sukses membuat milenial Malaysia betah bahkan ogah kembali pulang ke negaranya. Destinasi yang menawarkan keindahan sekitar Danau Toba ini membuat puluhan peserta dari Universiti Teknologi Mara, Melaka, Malaysia terpana.

"Hari terakhir di Bakkara, tim dari Universiti Teknologi Mara, Melaka tidak mau pulang. Mereka terkesan dengan keramahan penduduk. Senang dengan makanan yang dimasak penduduk. Mereka bilang sangat lezat, "ujar Pembimbing Inspire Travel and Tourism Learning Center Jakarta, Krisanti Kurniawan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (28/7/2019).

Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi dan Seni Budaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rode Ayu Wahyuningputri mengatakan para milenial Malaysia diajak menghargai kebersamaan di Bakkara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Konsepnya ada interaksi antar manusia. Di Bakkara, milenial Malaysia kami ajak tidur di rumah masyarakat, makan di rumah kepala desa, trekking, rafting, mengolah kopi, sampai menenun," katanya.

Ia yakin wisata Bakkara bisa bernafas panjang karena wisatawan mendapatkan pengalaman baru sekaligus kenangan manis.

"Mereka sampai membantu panen bawang penduduk. Membantu petani mendapatkan gabah dengan cara manual dan semuanya happy. Saya sampai mendapat laporan ada tim Sinambela yang tidak mau dipisahkan sampai hari terakhir. Jalan sama-sama, sewa motor sama-sama, naik mobil pun rela berdesak-desakan meski ada space kosong di mobil lain. Ini luar biasa," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar, Lokot Ahmad Enda.

Kepala Sub Bidang (Kasubid) Bidang Pengembangan Destinasi Area I B, Andhy Marpaung, mengatakan adapun yang membuat pariwisata Bakkara istimewa adalah interaksi dengan masyarakat lokalnya. Meskipun di Bakkara tidak ada televisi dan akses internet, wisatawan dihibur dengan budaya dan kuliner Batak buatan masyarakat lokal.


"Kuncinya ada di interaksi dengan masyarakat lokal. Milenial Malaysia jadi bisa mempelajari budaya Batak. Banyak yang terbiasa mengucapkan horas dan ini diucapkan dengan penuh respek," jelas Andhy.

Pengalaman wisata di Bakkara membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya makin bersemangat mengembangkan Bakkara yang ada di sekitar Danau Toba. Arief menilai Bakkara telah memiliki modal dasar, seperti alam yang indah dan cerita tentang Sisingamangaraja yang mempesona.

"Alam (Planet), masyarakat (People), kesejahteraan (Prosperity), dan tujuan (Purpose) yang saya sebut 4P harus diperhatikan. Ini rumus pengembangan pariwisata yang terbaik. Ingat, semakin dilestarikan akan semakin menyejahterakan. Wisatawan zaman now tidak hanya sekedar berkunjung ke destinasi, tapi juga terlibat menjaga lingkungan, budaya, juga berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Travel, enjoy, respect!," kata Arief.


(prf/ega)

Hide Ads