"Kusirnya mengenakan pakaian Jawa dan sepanjang jalan wisatawan bisa berinteraksi dengan kusir sambil ditemani hamparan sawah yang keren," ujar Asdep Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar, Oneng Setya Harini, dalam keterangannya Jumat (9/8/2019).
Oneng juga mengatakan bahwa Karanganyar, termasuk Desa Klipoh memang menjadi sentra pembuatan kerajinan gerabah. Mulai dari penggorengan, teko, mangkok, asbak, piring, dan lainnya. Desa Klipoh memiliki potensi budaya yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lain di sekitar kawasan Candi Borobudur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supoyo, salah seorang perajin gerabah mengatakan bahwa kerajinan gerabah berkembang di daerah Karanganyar sudah sejak lama. Menurutnya, Karanganyar menjadi satu-satunya tempat di Borobudur yang mengedepankan kerajinan gerabah bahkan ketika daerah lain di sekitarnya cenderung meningkatkan hasil di bidang pertanian.
"Saat Juni, Juli, Agustus, yang ke Karanganyar didominasi turis asing. Sehari bisa sampai 100 turis asing. Ada turis Australia yang sampai empat kali datang ke sini karena dia tak menemukan pengalaman membuat gerabah di Australia," ujar Supoyo.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Tradisi, dan Seni Budaya Kemenpar, Tendi Nuralam, mengatakan bahwa melalui paket wisata ini, daerah wisata penyangga wisata Candi Borobudur semakin hidup.
Menurutnya, melalui Desa Klipoh, wisatawan nanti bisa berinteraksi dengan penduduk setempat untuk belajar membuat gerabah.
"Goal-nya penjualan paket baru, arahnya ke interaksi antarmanusia. Nanti wisatawan kami ajak membuat gerabah bersama penduduk, mendengarkan cerita asal muasal gerabah, dan semua bakal disajikan dengan template yang sudah dibuatkan standarnya," tambah Tendi.
Adapun Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan semakin bersemangat mengembangkan wisata di sekitaran Borobudur. Ia menilai Borobudur yang sudah masuk ke dalam destinasi super ekstra prioritas itu sudah punya modal dasar yang sangat oke.
"Planet/alam, people/masyarakat, prosperity/kesejahteraan dan purpose/tujuan yang saya sebut 4P harus diperhatikan. Ini rumus pengembangan pariwisata yang terbaik. Ingat, semakin dilestarikan, akan semakin menyejahterakan. Wisatawan zaman now tidak hanya sekadar berkunjung ke destinasi, tapi juga terlibat menjaga lingkungan, budaya, juga berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Travel, enjoy, respect!," ucap Arief.
(mul/ega)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan