Seorang perempuan 20 tahun dengan alergi parah terhadap kacang mengklaim terpaksa urung naik pesawat ke tujuan dan naik bus selama 26 jam, karena maskapai bersikeras harus menyajikan kacang selama penerbangan.
Perempuan asal Wales bernama Meleri Williams itu rencananya akan memulai aktivitasnya sebagai sukarelawan di sebuah sekolah dasar berbahasa Spanyol dan Wales di Patagoia, sebagaimana dikutip dari Metro.co.uk dan Wales.co.uk.
Masalah Meleri diawali ketika dirinya sudah boarding pesawat maskapai Aerolineas Argentinas pada rute tersebut. Seketika masuk ke pesawat, ia melakukan apa yang biasa diperbuatnya di setiap penerbangan: menginformasikan kondisi alerginya ke awak kabin.
Ia pun minta agar awak kabin tak menyajikan kacang selama penerbangan karena kontak jenis apapun dengan kacang, apalagi di ruang tertutup, berisiko bikin alerginya kumat dan pada tingkat paling parah dapat menyebabkan kematian.
"Aku naik ke pesawat dan seperti biasa aku bilang ke awak kabin bahwa diriku punya alergi parah terhadap kacang. Mereka biasanya merespons dengan membuat pengumuman bahwa takkan menjual kacang selama penerbangan dan menyarankan penumpang di pesawat tak makan kacang di pesawat karena bisa berbahaya (buat Meleri)," katanya.
Dilanjutkan Meleri, ia juga sudah mengontak pihak program volunter untuk bantu menjelaskan ke awak kabin dalam bahasa Spanyol. Tapi awak kabin di penerbangan itu bersikeras tetap harus menyajikan kacang karena cuma penganan itu yang disiapkan dalam penerbangan tersebut. Meleri dan temannya, Sara, pun pada akhirnya tidak punya pilihan selain keluar dari pesawat.
Setelah itu pun Meleri mengaku ia dan rekannya terpaksa harus menginap semalam lagi di Buenos Airs, untuk kemudian memesan tiket bus ke Esquel dengan durasi 26 jam. Hal itu juga membuatnya sempat harus absen dalam program volunter yang ia tuju.
"Sebelum insiden ini semuanya gampang-gampang saja. Kami terbang dari Gatwick ke Buenos Aires dengan Norwegian Airlines dan mereka sangat penuh perhatian dan amat membantu," ujar Meleri.
Dalam perjalanan pulang, Meleri mencoba untuk kembali memesan tiket di maskapai Argentina itu, kali ini berusaha menginformasikan kondisinya saat memesan. Tapi dia mendapati respons yang sama. Meleri juga mengeluh ke maskapai itu lewat Twitter, tetapi belum mendapatkan respon.
Sara, teman Meleri, turut menyesalkan insiden itu. Ia berharap pihak maskapai semestinya bisa lebih tanggap dengan kondisi penumpang. "Saya berharap tidak ada penumpang yang merasakan hal semacam ini,"tambahnya.
Berdasarkan website Allergy UK, penumpang yang memiliki alergi bisa meminta orang-orang sekelilingnya untuk tidak makan kacang serta membersihkan meja dan sandaran tangan sebersih mungkin. Mereka menjelaskan, "Selalu disarankan untuk menghubungi maskapai penerbangan sebelum memesan atau traveling, ketentuan apa yang dibuat untuk melindungi penderita alergi di atas pesawat. Jadi, keputusan bisa dibuat berdasarkan informasi yang diberikan."
Perempuan asal Wales bernama Meleri Williams itu rencananya akan memulai aktivitasnya sebagai sukarelawan di sebuah sekolah dasar berbahasa Spanyol dan Wales di Patagoia, sebagaimana dikutip dari Metro.co.uk dan Wales.co.uk.
Masalah Meleri diawali ketika dirinya sudah boarding pesawat maskapai Aerolineas Argentinas pada rute tersebut. Seketika masuk ke pesawat, ia melakukan apa yang biasa diperbuatnya di setiap penerbangan: menginformasikan kondisi alerginya ke awak kabin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun minta agar awak kabin tak menyajikan kacang selama penerbangan karena kontak jenis apapun dengan kacang, apalagi di ruang tertutup, berisiko bikin alerginya kumat dan pada tingkat paling parah dapat menyebabkan kematian.
"Aku naik ke pesawat dan seperti biasa aku bilang ke awak kabin bahwa diriku punya alergi parah terhadap kacang. Mereka biasanya merespons dengan membuat pengumuman bahwa takkan menjual kacang selama penerbangan dan menyarankan penumpang di pesawat tak makan kacang di pesawat karena bisa berbahaya (buat Meleri)," katanya.
Dilanjutkan Meleri, ia juga sudah mengontak pihak program volunter untuk bantu menjelaskan ke awak kabin dalam bahasa Spanyol. Tapi awak kabin di penerbangan itu bersikeras tetap harus menyajikan kacang karena cuma penganan itu yang disiapkan dalam penerbangan tersebut. Meleri dan temannya, Sara, pun pada akhirnya tidak punya pilihan selain keluar dari pesawat.
Setelah itu pun Meleri mengaku ia dan rekannya terpaksa harus menginap semalam lagi di Buenos Airs, untuk kemudian memesan tiket bus ke Esquel dengan durasi 26 jam. Hal itu juga membuatnya sempat harus absen dalam program volunter yang ia tuju.
"Sebelum insiden ini semuanya gampang-gampang saja. Kami terbang dari Gatwick ke Buenos Aires dengan Norwegian Airlines dan mereka sangat penuh perhatian dan amat membantu," ujar Meleri.
Dalam perjalanan pulang, Meleri mencoba untuk kembali memesan tiket di maskapai Argentina itu, kali ini berusaha menginformasikan kondisinya saat memesan. Tapi dia mendapati respons yang sama. Meleri juga mengeluh ke maskapai itu lewat Twitter, tetapi belum mendapatkan respon.
Sara, teman Meleri, turut menyesalkan insiden itu. Ia berharap pihak maskapai semestinya bisa lebih tanggap dengan kondisi penumpang. "Saya berharap tidak ada penumpang yang merasakan hal semacam ini,"tambahnya.
Berdasarkan website Allergy UK, penumpang yang memiliki alergi bisa meminta orang-orang sekelilingnya untuk tidak makan kacang serta membersihkan meja dan sandaran tangan sebersih mungkin. Mereka menjelaskan, "Selalu disarankan untuk menghubungi maskapai penerbangan sebelum memesan atau traveling, ketentuan apa yang dibuat untuk melindungi penderita alergi di atas pesawat. Jadi, keputusan bisa dibuat berdasarkan informasi yang diberikan."
(elk/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!