New Delhi Kehilangan Turis akibat Polusi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

New Delhi Kehilangan Turis akibat Polusi

Putu Intan Raka Cinti - detikTravel
Kamis, 07 Nov 2019 13:20 WIB
Kabut polusi di New Delhi. (Foto: Reuters)
New Delhi - Sudah lebih dari satu pekan kabut polusi melanda New Delhi, India. Imbas negatif pun ikut dirasakan sektor pariwisata di sana.

South China Morning Post menyebut, turis kini cenderung menghindari New Delhi baik untuk urusan bisnis maupun liburan. Hal ini terjadi karena ibukota India tersebut tengah dilanda kabut polusi yang telah mencapai level tertinggi dalam sejarah India.

Kepala Kantor Operasi Yatra Online mengatakan, pemesanan hotel dan pesawat ke New Delhi terus menurun usai perayaan festival Diwali pada 27 Oktober lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Menurut situs travel Ixigo, pemesanan dan pencarian terkait travel ke New Delhi dari negara Singapura, Thailand, dan Qatar telah turun sebesar 44 persen. Di sisi lain, pemesanan dan pertanyaan dari New Delhi ke destinasi lain meningkat sebesar 25 persen.

Kabut polisi yang tebal di New Delhi telah membuat sejumlah penerbangan dibatalkan. Selain itu sekolah juga ikut diliburkan karena level polusi yang dianggap berbahaya.

New Delhi Kehilangan Turis akibat PolusiKabut polusi di New Delhi (Foto: Reuters)

Kabut di New Delhi ini disebabkan terbakarnya sejumlah ladang di sekitar wilayah kota. Berdasarkan pantauan detikcom melalui situs AirVisual, sampai Rabu pukul 15.00 WIB kualitas udara dan polusi di New Delhi berada di angka 190, dimana untuk kondisi udara yang baik ada di bawah 50.

Kondisi polusi di New Delhi saat ini telah berlangsung selama 10 hari. Kondisi ini lebih parah dibandingkan kabut polusi terlama yang pernah dialami New Delhi selama 7 hari berturut-turut pada awal 2016 silam. Polusi ini tentunya berbahaya untuk kesehatan karena dapat menimbulkan risiko stroke, penyakit jantung dan kanker paru-paru.

Sampai saat ini, pemerintah provinsi dan nasional mengambil kebijakan dengan membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan menutup beberapa pabrik.





(krs/rdy)

Hide Ads