Namun, saat ini tingkat kunjungan wisatawan tujuan pantai Pangandaran yang mampir ke Gua Donan sangat minim. Pada hari kerja, objek wisata ini bahkan dibiarkan tanpa petugas dan tak terawat.
"Kalau akhir pekan paling hanya ada 10 orang yang berkenan singgah ke wisata ini. Itu pun tidak menjelajah gua, hanya masuk sedikit ke dalam," kata Abud (50), warga setempat yang juga pengelola wisata gua Donan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Minimnya sentuhan pembangunan serta konsep wisata yang ditawarkan membuat gua Donan tak lagi mampu menarik wisatawan. Bahkan keputusan pengelola untuk tidak mematok tarif tiket masuk belumlah cukup untuk membuat orang menyambangi kawasan ini. Satu-satunya kalangan yang diandalkan untuk datang ke lokasi ini adalah pelajar atau mahasiswa yang hendak melakukan penelitian.
"Usaha dari masyarakat dan Pemerintah Desa sebenarnya sudah ada. Kami sudah menata lahan parkir, menyediakan WC umum, dan lapak pedagang. Tapi belum membuahkan hasil. Mungkin Pemkab Pangandaran harus turun tangan membangun objek wisata ini," kata Abud, seraya mengatakan gua Donan saat ini dikelola oleh pemerintah desa dengan melibatkan masyarakat.
Jangankan untuk membantu perekonomian warga, imbuh Abud, sekedar mengganti lampu di mulut gua yang putus saja, pengelola tak ada biaya. "Jangankan menguntungkan, yang ada nombok terus."
![]() |
Dengan mata menerawang, Abud mengenang era tahun 1980 sampai 1990-an saat objek wisata ini ramai pengunjung. "Dulu pengunjungnya ramai. Kalau akhir pekan, di dalam gua kita putar film layar tancap. Wah pengunjung membludak."
Menonton layar tancap di dalam gua, tentu saja memiliki daya tarik tersendiri. Semacam bioskop alami.
"Jadi putar film itu tak harus menunggu malam. Siang pun bisa, makanya ramai pengunjung," ujarnya.
![]() |
Bicara potensi atau daya tarik, gua yang satu ini sebenarnya cukup menarik. Gua peninggalan jaman penjajahan ini punya empat ruangan luas, yang dulunya dijadikan Belanda sebagai gudang senjata dan bunker. Beberapa peninggalan menjadi bukti sejarah. Selain wisata sejarah, potensi lain yaitu wisata penjelajahan gua dan edukasi.
"Kami ada keinginan untuk menjadikan bagian atas gua dijadikan rest area pengunjung Pangandaran. Bisa juga dibuatkan rumah pohon, ditata tamannya supaya indah. Ya intinya kami berharap pemerintah bisa turun tangan melakukan penataan," kata Abud.
Lusi Nuraisah, salah seorang pengunjung, mengaku gua Donan sebenarnya memiliki keindahan. Tapi ia menambahkan beberapa catatan.
![]() |
"Mestinya ada penyewaan lampu atau headlamp. Kemudian di mulut gua sampai beberapa meter ke dalam diberi dulu lampu-lampu. Jadi warga yang berkunjung, terutama warga yang tak memiliki pengalaman penjelajahan gua, bisa kerasan santai di sana. Kalau sekarang kan, baru juga masuk bulu kuduk sudah berdiri karena gelap sekali," kata Lusi.
Dia mengatakan pula bahwa saat menjelajah gua Donan, dirinya sempat "bertemu" dengan biawak. Hal semacam itu, katanya, juga mesti jadi perhatian pengelola.
"Uh kaget bukan main. Beruntung saat itu diantar petugas. Maksud saya, pengelola juga harus memastikan keselamatan pengunjung dari binatang liar. Biawak masih okelah, kalau ular kan bahaya," katanya.
(krs/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!