Di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, tidak ada populasi kerbau. Masyarakat setempat enggan memelihara ternak mamalia itu karena kerap raib tanpa jejak. Tak ada bangkainya, tak ada jejak pencurian.
"Silakan diperiksa, di desa kami tidak ada kerbau. Kalau sapi atau kambing, banyak," kata Kepala Desa Bagolo, Rahman Hidayat, Sabtu (14/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selidik punya selidik, rupanya hal itu berkaitan dengan keberadaan situs Kandang Munding yang terdapat di sebuah bukit, tak jauh dari Pantai Karapyak. Merujuk pada cerita masyarakat setempat, lokasi situs Kandang Munding itu boleh dikatakan sebagai kandang kerbau siluman.
"Menurut orang tua dulu, di lokasi itu sering terlihat kawanan kerbau. Namun, setelah diikuti, mereka menghilang di situs tersebut," kata Rahman.
Baca juga: Tanah Lot ala Jawa Barat Itu Ingin Ditata |
Kerbau-kerbau aheng itulah yang diyakini warga membawa kerbau peliharaan warga sehingga raib tanpa jejak. Kerbau peliharaan warga diajak ke alam mereka, kemudian menghilang.
Kepala Dusun Bagolo Kolot, Romli, membenarkan hal itu. Namun sudah beberapa tahun terakhir tak ada lagi warga yang sempat melihat kawanan kerbau itu.
"Kalau sekarang, paling beberapa warga pernah mendengar suara klotok-klotok. Itu suara lonceng kayu yang sering dikalungkan ke kerbau," kata Romli.
![]() |
Romli pun mengisahkan tahun 1970-an, ada warga pendatang yang memelihara kerbau. Saat digembalakan di pinggir pantai, kerbau itu spontan bergerak seperti ada yang menuntun ke arah situs Kandang Munding, lalu hilang tanpa jejak.
"Itu juga dulu berdasarkan cerita sesepuh kampung. Waktu itu saya juga masih remaja," kata Romli.
Pada 1990-an, ada lagi warga pendatang yang memelihara kerbau sepasang. Tak lama dipelihara, kedua kerbau itu mati tanpa sebab.
"Kalau dulu hilang tanpa jejak, nah kalau sekarang-sekarang mati tanpa sebab. Sebelum mati, juga ada yang aneh pada kerbau itu. Sekujur kerbau dihinggapi nyamuk. Sampai badannya terlihat seperti diselimuti nyamuk. Nyamuk banyak luar biasa, tak lama mati," kata Romli.
![]() |
Rangkaian kisah-kisah itulah yang pada akhirnya membuat warga Bagolo kapok memelihara kerbau. Ditemani Romli dan seorang perangkat desa, detikcom mencoba menyambangi situs Kandang Munding. Setelah menapaki perbukitan selama 20 menit, tibalah di situs Kandang Munding.
Di lokasi situs itu, terdapat setidaknya lima bongkahan batu besar, ukurannya kira-kira sebesar rumah tipe 36, sehingga menciptakan lorong-lorong di antara bebatuan raksasa itu.
Sebelum masuk area, Romli sempat membakar sebatang rokok kemudian diselipkan di bebatuan. Entah apa maksudnya, Romli pun enggan menjelaskan.
Kesan angker kurang terasa saat memasuki lokasi itu. Kicauan riang burung membuat suasana menjadi tenang dan adem. Hanya serangan nyamuk dan ancaman binatang melata yang justru membuat langkah jadi ekstra waspada.
![]() |
Sementara itu, Romli malah asyik berburu madu lebah yang bersarang di celah batu. Setumpuk sarang madu didapatnya, setelah berjibaku dengan kepungan lebah yang sarangnya terusik. Madu murni itu akhirnya jadi cemilan segar menemani perjalanan.
"Ya beginilah keadaannya, tidak terlalu angker. Kalau kisah mistis terkait situs Kandang Munding ini memang sulit dibuktikan, walau sudah menjadi cerita, bahkan dipercaya oleh masyarakat di sini. Benar-tidaknya, wallahualam. Tapi kalau di Desa Bagolo tak ada warga yang memelihara kerbau, itu mah jelas fakta," pungkas Romli.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!