Dirangkum detikcom, Jumat (20/12/2019), Pulau Ular atau Nusa Nipa berada di Dusun Pai, Kecamatan Wera, Bima, Nusa Tenggara Barat. Sesuai dengan namanya, pulau ini hanya dihuni oleh ratusan ular -- ada pula yang menduga sampai ribuan ular.
Untuk menuju ke sini, kita harus menaiki kapal dulu sekitar 15 menit dari bibir Pantai Oi Caba. Menurut warga, pulau ini mempunyai legenda dan mitos yang sampai sekarang masih dipercaya akan ceritanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
View this post on Instagram
Mitos Pulau Ular
Konon, pada zaman masa Kerajaan Bima terjadi peperangan antara Kerajaan Bima dengan Kerajaan Flores. Raja Bima yang saat itu sedang murka menghadapi Kerajaan Flores mengutuk seluruh awak kapal menjadi ular dan menjadikan kapalnya menjadi batu. Sekarang batu berbentuk seperti kapal dengan 2 tiang yang menjadi pohon jendemawa atau kamboja ini masih ada sampai sekarang.
Ada juga versi cerita lainnya yang menyebutkan jika ular-ular tersebut adalah jelmaan manusia. Maka dari itu warga percaya jika ada yang membawa pulang ular dari sana, bisa menjadi petaka untuknya.
Versi lain tentang mitos Pulau Ular adalah pulau ini berasal dari kapal Portugis yang terbalik. Dan ular-ular yang ada di pulau ini berasal dri jelmaan awak kapal yang terperangkap di dalam kapal. Kisah ini dipercaya karena ular-ular di pulau ini tidak menggigit karena jelmaan manusia.
Entah benar atau tidak, sebaiknya kita selalu menghormati dan tetap berperilaku baik dimanapun.
Daya tarik Pulau Ular
Walau pulau ini dihuni oleh ratusan ular, ternyata masih banyak turis yang datang melihat ular-ular ini. Katanya, ular di sana jinak dan tidak menyerang.
Bagi pencinta reptil, mungkin pulau ini adalah surga. Ular-ular di sini mempunyai daya tarik melalui fisiknya. Warna putih dan perak berpadu dengan hitam yang mengkilap menjadi ciri khas ular-ular ini.
Bentuk ekornya yang pipih menguatkan bahwa jenis ini termasuk ular laut. Siapapun tahu ular laut adalah jenis yang sangat beracun. Namun, ular-ular di Pulau Ular ini tidak akan menyerang.
Namun tetap saja, jika berkunjung ke sini ada baiknya kita membawa warga lokal. Karena untuk memegang ular ini ada kepercayaan bahwa harus terlebih dahulu dipegang warga lokal sebelum dipegang orang asing.
Berpetualang di Pulau Ular ini, traveler bisa berfoto-foto bersama ular-ular. Ular yang jinak membuat turis semakin gemas.
Tak hanya ular saja yang bisa dinikmati di Pulau Ular. Bersantai di pantai bisa juga kamu lakukan sembari menikmati angin laut yang hangat.
(sym/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!