Mirisnya, keindahan tempat-tempat wisata di Sukabumi itu kerap dinodai dengan aksi sekelompok preman yang kerap membuat resah wisatawan. Mulai dari Jatah Preman (Japrem), karcis bodong, hingga 'sumbangan' partisipasi.
Hal itu sendirinya sudah berusaha diantisipasi petugas kepolisian. Baru-baru ini polisi pun telah menggulung sekelompok preman yang kerap meresahkan wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tempat Wisata di Sukabumi Vs Premanisme |
Upaya pencegahan itu sebenarnya sudah dilakukan pihak kepolisian melalui dibentuknya Satgas Preventif. Ada patroli rutin hingga memanfaatkan fasilitas CCTV milik Pemkab Sukabumi, yang tersebar di sejumlah titik, membuat potensi-potensi kerawanan terdeteksi sejak dini.
"Ada anggota kita yang patroli, selain itu kita juga memanfaatkan kamera CCTV yang tersebar di sejumlah titik. Ketika ada yang mabuk-mabukan di area terbuka kita antisipasi dengan mendatangi dan memberikan teguran sebelum berkembang ke aktivitas kriminal," kata AKP Tenda Suhendar, Kasatgas Preventif yang juga Kasat Sabhara Polres Sukabumi, kepada detikcom di ruang kerjanya, Senin (30/12/2019).
![]() |
Tidak hanya melalui laporan secara konvensional, Tenda juga menyebut pihaknya rutin memantau informasi di media sosial. Ketika ada keluhan aksi premanisme dari wisatawan anggota langsung bergerak mengamankan pelakunya.
"Kejadian terakhir kemarin seperti itu, kita pantau media sosial kemudian penangkapannya kita informasikan lagi ke media sosial. Nah di komentar itu ada lagi nih yang mengeluh, kita langsung menuju lokasi yang diinformasikan warganet. Total kemarin itu ada 11 orang yang kita amankan," ujar Tenda.
![]() |
Para pelaku rencananya akan diserahkan polisi ke Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP) untuk mendapatkan pembinaan. Dengan adanya ketegasan polisi, Tenda meyakini aksi premanisme yang dikhawatirkan menjamur di penghujung tahun bisa diminimalisir bahkan hilang.
"Tahun baru ini kan ajang mempromosikan wisata secara langsung, kami juga berharap peran serta masyarakat menjaga keamanan, ketertiban, kenyamanan. Bukan dengan memanfaatkan wisatawan dengan aksi-aksi ilegal dan berbau premanisme, kapok nanti wisatawan datang ke sini," tandasnya.
(sya/krs)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol