Jalan-jalan ke Jepang, salah satu atraksi yang harus dinikmati adalah kota tua dengan arsitektur bangunan kunonya. Salah satu tempat untuk melihat kejayaan masa lalu Jepang adalah di Kawagoe City.
Beberapa waktu lalu detikcom datang ke kawagoe Citu dan berkeliing kota kunonya. Bangunan-bangunan bergaya Edo memenuhi kawasan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menikmati bangunan Zaman Edo tidak lengkap rasanya bila tidak merasakan seperti apa transportasi di masanya. Nah atraksi ini harus kamu coba saat berkunjung ke Jepang yaitu naik becak.
Bukan becak bertenaga mesin seperti pada umumnya, namun becak ini digerakkan dengan tenaga manusia. Jadi kamu akan naik becak yang nantinya dibawa oleh tukang becak sembari berlari kecil.
Adapun harga untuk atraksi ini mulai dari 2.000 Yen (Rp 255 ribuan) bila seorang dan 3.000 Yen (Rp 383 ribuan) untuk dua penumpang. Kamu akan dibawa keliling Kawagoe Old Town selama 10 menit. Harga becak ini bervariasi, tergantung dari jarak, destinasi dan lama perjalanan.
detikcom pun memilih paket 10 menit untuk dua penumpang seharga 3.000 Yen. Satu persatu kami pun dipersilahkan naik dan diperlakukan seperti bangsawan.
![]() |
Sebut saja Kang Becak awalnya menurunkan pijakan kayu untuk mempermudah kami untuk naik ke becak. Dia juga menjulurkan tangannya sebagai pegangan supaya penumpang tidak takut dan jatuh saat melangkah.
Setelah kami berdua duduk, Kang Becak pun mengambil selimut dan menyelimuti kaki kami dengan sopan. Dia juga menyebut penumpangnya adalah ratu dan dia akan memperlakukan sebaik mungkin.
Setelah kami diselimuti, dia pun berberes dan meraih pegangan becak dan mulai melangkah. Saya sempat khawatir, apakah nanti Kang Becak tidak kewalahan membawa kami yang bertubuh tambun ini? Saya berdoa di dalam hati semoga Kang Becak kuat dan baik-baik saja.
Perlahan, Kang Becak pun berjalan dan mulai berlari-lari kecil. Dengan sigap dia menghindari para pejalan kaki dan mobil. Sesekali dia juga menyapa para pedagang yang dilewati becaknya.
Di tengah perjalanan, Kang Becak juga bercerita sedikit sejarah tempat-tempat yang kita lewati. Dia juga merekomendasikan dan menunjuk beberapa tempat yang punya kuliner enak. Dia menjelaskan dalam Bahasa Jepang bercampur Bahasa Inggris.
Dengan nafas yang mulai terengah-engah, Kang Becak tetap semangat berlari dan bercerita ha-hal menarik di tempt yang kami singgahi. Dia juga menawarkan untuk mengambil foto kami berada di becak.
Dipenghujung waktu, Kang Becak mulai memperlambat langkahnya. Kami pun sampai di titik awal keberangkatan. Memang terasa sangat singkat, namun cukup untuk menjadi bahan cerita dibawa pulang.
Perlahan, Kang Becak pun menurunkan pegangannya, dia juga mengambil pijakan kayu yang untuk mempermudah kami turun. Dia mulai membuka selimut di kaki kami dan mengulurkan tangannya untuk dijadikan pegangan turun.
Setelah turun, dia pun membungkuk sembari mengucapkan "Arigatou gozaimasu" dan kami juga membalas membungkuk dan berucap hal yang sama.
(sym/krs)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol