Masih Low Season, Efek Virus Corona ke Wisata Jateng Belum Terasa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masih Low Season, Efek Virus Corona ke Wisata Jateng Belum Terasa

Angling Adhitya Purbaya - detikTravel
Rabu, 05 Feb 2020 20:16 WIB
MAGELANG, CENTRAL JAVA, INDONESIA - MAY 10: Tourists at Borobudur temple during celebrations for Vesak Day on May 10, 2017 in Magelang, Central Java, Indonesia. Buddhists in Indonesia celebrate Vesak at the Borobudur temple annually, which makes it the most visited tourist attraction in Indonesia. It is observed during the full moon in May or June, with the ceremony centered at three Buddhist temples by walking from Mendut to Pawon and ending at Borobudur. The stages of life of Buddhisms founder, Gautama Buddha, which are celebrated at Vesak are his birth, enlightenment to Nirvana, and his passing (Parinirvana). (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah Foto: (Getty Images)
Semarang -

Ditutupnya penerbangan dari dan ke China ternyata tidak terlalu berimbas pada pariwisata di Jawa Tengah. Hal itu disebabkan karena saat ini masih periode low season atau bukan masanya wisatawan datang.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jateng, Sinung N Rachmadi mengatakan saat ini masih dalam periode low season sehingga kunjungan wisatawan asing ke Jawa Tengah belum tinggi.

"Kejadian ini sedang dalam periode low season, artinya belum merupakan masa wisatawan asing untuk berwisata," kata Sinung di Kantor Pemprov Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (5/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, meski Low Season, warga asing yang datang ke Jawa Tengah tetap ada termasuk dari China. Keperluannya kebanyakan antara lain meeting dan urusan bisnis yang saat ini harus ditunda karena antisipasi virus corona.

"Tetapi ada nggak yang berkunjung ke sini dalam perilaku low season? Tentu ada, apakah meeting, konferensi, bisnis dan sebagainya," tandas Sinung.

Ia menjelaskan wisatawan dari China yang datang ke Jateng sebesar 0,52 persen dari jumlah total wisatawan asing atau sekitar 34-35ribu orang tiap tahun. Sehingga penutupan penerbangan saat low season tidak berpengaruh signifikan.

"Dominasi wisatawan asing di Jateng ranking pertamanya dari Prancis, Belanda, dari dataran Eropa, tapi yang paling dominan dua itu. Nah China menduduki posisi ke-7. Sehingga dalam konteks itu, berpengaruh tetapi tidak signifikan," jelasnya.

Pemprov Jateng mempersiapkan upaya seperti promosi agar target jumlah wisatawan asing yang datang terpenuhi.

"Sehingga harapannya nanti pada saat Agustus, mudah-mudahan sudah tertangani sehingga bisa kita kejar capaian sesuai dengan target," katanya.

Halaman 2 dari 2
(ddn/ddn)

Hide Ads