Tak Ada Turis dari China Imbas Virus Corona, tapi Bali Kok Tetap Ramai?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tak Ada Turis dari China Imbas Virus Corona, tapi Bali Kok Tetap Ramai?

Bonauli - detikTravel
Kamis, 06 Feb 2020 08:30 WIB
Wisatawan mancanegara bermain selancar di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (8/11/2019).  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi mencapai 2 meter di Selat Bali, Selat Badung, Selat Lombok dan Samudera Hindia selatan Bali akibat perubahan cuaca. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/ama.
turunnya jumlah wisatawan China di Bali terbayar dengan kehadiran turis nusantara. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Jakarta -

Bali tak hanya menjadi destinasi favorit turis asing, tapi juga wisatawan nusantara. Kendati muncul kasus virus corona, namun Bali tak goyah karena kedatangan pelancong lokal.

Merujuk data dari Konsulat Jenderal Republik Rakyat China, jumlah turis China di Bali mencapai 6.000 orang per hari. Penyetopan penerbangan dari dan ke China sejak Rabu (5/2/2020) pun berdampak signfikan kepada aktivitas wisata di Bali. Tapi, bukan berarti Bali menjadi sepi.

Rupanya, Bali dinilai tetap menjadi destinasi favorit wisatawan nusantara. Turis domestik itu pula yang tetap membuat wisata Bali berdenyut dengan menurunnya jumlah turis China.

"Market domestik ini besar sekali peranannya. Promosi dari agen kami ke daerah lain tetap berjalan seperti biasa," ujar Putu Winastra, Sekretaris ASITA Bali, Rabu (5/2/2020).

Menurut Putu, pasar domestik di Bali tak terpengaruh dengan adanya virus corona. Tak menyebut angka pasti jumlah wisatawan lokal yang mampir ke Bali, Putu menyebut indikator paling mudah untuk menentukan Bali kebanjiran turis. Yakni, Bali tetap macet pada bulan selain April dan Agustus.

"Kalau kita bicara domestik pasti ramai di weekend atau long weekend, sejauh ini tidak terpengaruh dengan isu virus corona," kata Putu.

Untuk pasar Eropa sendiri memang sedang low season. Turis Eropa akan ramai pada musim panas di bulan April-Agustus.

"Saya berharap media mengekspos ini dengan benar, jangan jadi boomerang buat negara sendiri. Apalagi Bali sumber hidupnya dari pariwisata," Putu menuturkan.




(bnl/fem)

Hide Ads