Tingkat Kematian Corona Rendah, Masyarakat Diimbau Tak Ragu Traveling

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tingkat Kematian Corona Rendah, Masyarakat Diimbau Tak Ragu Traveling

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 12 Mar 2020 21:45 WIB
Ilustrasi Bandara
Foto: (iStock)
Jakarta - Masyarakat diimbau untuk tak terlalu khawatir beraktivitas kendati saat ini telah ditemukan kasus virus Corona di Indonesia.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng M. Faqih menjelaskan bahwa virus Corona telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO. Ini artinya sebesar 3/4 belahan bumi telah terdampak virus ini.

Meskipun penularan virus ini terbilang cepat, tingkat kematian yang ditimbulkan relatif kecil. Bahkan tak lebih berbahaya ketimbang penyakit yang menyerang saluran pernapasan lainnya seperti TBC.



"Virus Corona angka kematiannya cuma 2-3 persen. Kecil sekali. Artinya 97 persen sembuh. Makanya dengan tingkat kematian yang kecil, masyarakat jangan terlalu panik lah," kata dr Daeng pada jumpa pers di kompleks TVRI, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Daeng juga menjelaskan agar masyarakat tak panik, masyarakat perlu mengetahui mengenai Corona dan langkah pencegahannya, seperti sering mencuci tangan dan jangan memegang area wajah termasuk mata, hidung, dan mulut dalam kondisi tangan kotor.

Ia juga mengatakan, orang yang mengisolasi diri dengan tinggal di rumah adalah orang yang sakit. Sementara yang sehat diharapkan tetap beraktivitas normal. Menurut Daeng, pasien Corona yang meninggal itu karena adanya penyakit yang sebelumnya telah bersarang di tubuhnya, penyebab utamanya bukan karena Corona.

"Yang tidak punya penyakit penyerta dan imunitasnya bagus, tingkat kesembuhan tinggi," ujar Daeng.

Lebih lanjut terkait adanya imbauan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang membatasi kegiatan di ruang publik, pihak IDI mengaku belum mengeluarkan kebijakan serupa.

"Dari kami belum ada kebijakan untuk melarang pertemuan-pertemuan. Yang kami sarankan, yang sakit tolong pakai masker dan di rumah, "katanya.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel Indonesia (PHRI) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani, kepanikan masyarakat akibat Corona ini telah menyebabkan lesunya perekonomian Indonesia.

"Kepanikan tersebut betul-betul berdampak sangat negatif untuk ekonomi Indonesia jadi kami melihat hampir semua sektor itu mengalami permasalahan yang sangat serius terhadap kinerja masing-masing. Terutama, di sini salah satu yang paling terdampak adalah pariwisata. Pariwisata itu sudah terdampak sejak bulan Januari pertengahan," ujarnya.

Kerugian yang diderita sektor pariwisata diprediksi mencapai Rp 21,8 triliun akibat Corona ini. Dampak ekonomi diprediksi akan semakin parah apalagi masyarakat menutup diri dan panik berlebihan dengan adanya virus ini.


(bnl/ddn)

Hide Ads