Balai Konservasi Borobudur (BKB) melakukan penyemprotan disinfektan di stupa Candi Borobudur maupun hand rail. Seperti ini prosesnya.
Berdasarkan pantauan detikcom, penyemprotan disinfektan tersebut dilakukan pegawai BKB. Penyemprotan dilakukan di stupa yang terkadang diduduki maupun dipegang pengunjung.
Selain itu, penyemprotan dilakukan di hand rail yang sering dipegang pengunjung. Kemudian, juga melakukan perawatan maupun pembersihan rutin terhadap jamur serta lumut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Seksi Konservasi, Balai Konservasi Borobudur (BKB), Yudi Suhartono mengatakan, mulai hari ini sampai tanggal 29 Maret, pengunjung tidak boleh naik candi. Untuk itu, semua gerbang di zona 1 ditutup dan dikunci.
"Itu semua gerbang di zona 1 ditutup dan dikunci. Semua gerbang dikunci, tadi kepada pengunjung saya sampaikan permohonan maaf karena ini ditutup. Mereka sangat respeks, demi untuk kesehatan nggak masalah, apalagi Magelang sudah terkena satu orang," kata Yudi saat ditemui detikcom di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/3/2020).
![]() |
Bersamaan dengan adanya pembatasan bagi pengunjung, hari ini dilakukan penyemprotan dengan disinfektan di Candi Borobudur. Hal ini dilakukan setelah adanya SK dari Kepala BKB yang menyatakan, mulai hari ini, Senin (16/3) sampai Minggu (29/3), Candi Borobudur khususnya zona 1 ditutup untuk umum.
"Selama ditutup itu, kita melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan. Pembersihan terhadap kemungkinan adanya virus-virus yang ada di candi, juga melakukan kegiatan pembersihan lainnya. Seperti di bawah ada pembersihan lumut, kita melakukan secara rutin pemeliharaan lainnya," katanya.
Disinfektan tersebut, kata Yudi, dipesan secara khusus dari pabrik yang ada di Yogyakarta. Untuk itu, jenis disinfektan yang digunakan tidak ditemukan di pasaran secara umum.
"Penyemprotan disinfektan dengan bahan yang khusus yang mungkin di pasaran tidak banyak dijual karena kita pesan khusus. Itu kandungan yang ada, selain gliserol, alkohol, juga alkohol itu untuk bisa membersihkan jamur, lumut dan virus, tapi virusnya tidak begitu sempurna. Untuk menyempurnakan kita tambah dengan kandungan sebut dengan H202," tutur Yudi seraya menyebut penyemprotan sebagai langkah antisipasi.
Penyemprotan tersebut, katanya, dilakukan pada bagian-bagian candi yang sering dipegang-pegang seperti handrail dan stupa. Kemudian, bahan yang digunakan tersebut aman untuk manusia dan bebatuan candi.
"Pada bagian-bagian yang dipegang pengunjung seperti handrail, stupa, karena diduduk-duduki dan bahan ini aman untuk manusia serta untuk bebatuan," ujar dia.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum