Sulitnya Menahan Diri Tak Saksikan Mekarnya Bunga Sakura

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sulitnya Menahan Diri Tak Saksikan Mekarnya Bunga Sakura

Femi Diah - detikTravel
Rabu, 25 Mar 2020 13:47 WIB
Keindahan festival bunga sakura di Jepang seakan memudar imbas virus corona yang merebak.
Warga Tokyo erbondong-bondong menyaksikn bunga sakura mekar saat wabah Corona. (AP/Jae C. Hong)
Tokyo -

Bunga sakura mulai mekar. Warga Tokyo sulit sekali untuk tinggal di rumah saja, mereka tetap menggelar pesta meskipun kecil-kecilan.

Akhir pekan yang hangat sudah sampai di Tokyo dan ditandai dengan bunga sakura yang bermekaran. Warga pun, seperti tahun-tahun sebelumnya, mendatangi tempat-tempat tumbuhnya bunga sakura.

Seolah sedang tidak dalam periode pandemi virus Corona, sebagian besar warga di Tokyo cuek tak memakai masker. Padahal, Jepang termasuk salah satu negara yang dihampiri virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum musim semi datang, pemerintah sudah wanti-wanti agar warga tak membuat kerumunan. Gubernur Tokyp, Yuriko Koike, meminta agar warga tidak duduk-duduk di bawah pohon sakura apalagi makan dan minum.

Salah satu tempat favorit untuk menyaksikan bunga sakura mekar adalah di Taman Ueno, yang memiliki sekitar 8000 pohon sakura. Salah satu yang datang adalah pria sepuh seorang perawat gigi Etsuo Fujisawa.

ADVERTISEMENT

"Saya setiap tahun datang ke sini. Saya sangat rindu dengan suasana ini," kata Etsuo (57 tahun), seperti dikutip AFP.

Selain imbauan dari gubernur, di area taman itu juga dipasangi tanda peringatan "bukan zona pesta". Begitu pula di kawasan populer lainnya, di taman Chidorigafuchi dan sepanjang area pejalan kaki, ada cukup banyak tanda larangan berkumpul juga larangan makan dan minum. Selain itu, petugas juga mengumumkan larangan itu melalui pengeras suara.

Etsuo juga heran ternyata cukup banyak orang yang mendatangi taman itu saat wabah Corona. Dia pikir, pengunjung hanya segelintir.

"Ada lebih banyak orang ketimbang yang saya kira," kata Etsuo.

Bahan, larangan untuk makan dan minum itu tampaknya tidak efektif. Nyatanya, kelompok yang diisi gadis-gadis relaks menggelar tikar dan membuka bekal makanan dan minuman. Mereka juga tak memakai masker.

Pedagang sayur grosiran, Yuichiro Tanaka, mengaku mengetahui imbauan pemerintah itu. Tapi, rasanya sulit untuk melewatkan mekarnya bunga sakura dan merasakan terpaan hangatnya matahari di luar rumah. Dia berjanji tak akan sering-sering melakukannya seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kami disuruh untuk menahan diri, tetapi saya ingin paling tidak bisa merasakan pesta hanami, sekali saja, hanya hari ini. Biasanya kami melakukannya setiap akhir pekan," dia menambahkan.




(fem/ddn)

Hide Ads