Maskapai EasyJet akhirnya memutuskan tidak menerbangkan seluruh pesawatnya (grounded) karena pandemi Corona.
BBC melaporkan, maskapai berbiaya rendah, EasyJet, mengambil keputusan untuk grounded seluruh pesawatnya karena tidak adanya kepastian sampai kapan pembatasan keluar masuk suatu negara akibat Corona ini akan usai. Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa maskapai ini akan rehat sejenak dari penerbangan selama setidaknya 2 bulan.
Saat ini, EasyJet juga telah membatalkan sebagian besar penerbangannya, kecuali penerbangan untuk menyelamatkan warga Inggris dari luar negeri. EasyJet sendiri telah melakukan misi penyelamatan pada Minggu (29/3) lalu. Akan tetapi mereka akan tetap menawarkan penerbangan penyelamatan setelah ini sesuai dengan kebutuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain grounded, EasyJet juga akan mengurangi awak kabin mereka. Sebanyak 4.000 dari 9.000 karyawan akan diminta cuti. Maskapai itu juga akan membayar gaji karyawan sebesar 80 persen dari total gaji mulai 1 April mendatang. Pembayaran akan dilakukan sesuai skema retensi pekerjaan yang dikeluarkan pemerintah.
"Saya bekerja tanpa lelah untuk memastikan maskapai berada dalam posisi yang baik untuk mengatasi virus Corona," ujar CEO EasyJet Johan Lundgren.
"Saya sangat bangga dengan cara orang-orang EasyJet memberikan yang terbaik pada masa penuh tantangan,"imbuhnya.
Markas EasyJet sendiri berada di Bandara London Luton. Maskapai ini memiiki 331 pesawat dimana dalam kondisi normal, mereka dapat melayani penerbangan ke 159 negara dengan 1.051 rute.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!