Gunung es, dingin dan beku, itulah gambaran dari Antartika. Tapi ternyata, Antartika dulunya sangat hijau.
Itu dibuktikan oleh tim peneliti dari Inggris dan Jerman, Johann Klages dan Tina van de Flierdt. Mereka mengamati inti es dari Antartika.
Saat sedang melihat inti es, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka. Inti tersebut memiliki warna yang aneh.
Dua peneliti tersebut melakukan pemindaian untuk memastikan apa yang ada di balik inti es Antartika. Setelah diamati, ternyata mereka menemukan fosil akar.
Fosil akar di dalam inti es ditemukan dalam keadaan sangat baik. Struktur sel dalam fosil menunjukkan struktur yang jelas.
Dari sampel ini ditemukan jejak serbuk sari dan spora tanaman yang sangat banyak. Melihat hasil temuan ini, para peneliti merekonstruksi sebuah lingkungan hutan hujan di Antartika.
Diketahui sebuah data terbaru. Antartika memiliki suhu rata-rata tahunan sekitar 12 derajat celcius. Jika musim panas, suhunya mencapai 19 derajat celcius dan suku air berkisar hingga 20 derajat celcius.
"90 juta tahun yang lalu, Antartika ditutupi vegetasi lebat atau hutan hujan," ujar peneliti.
Saat itu tak ada massa es yang menutupi Antartika. Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer pun jauh lebih tinggi dari asumsi sebelumnya.
"Sebelum penelitian, asumsi umum adalah konsentrasi karbondioksida global di periode Cretaceous sekitar 1000 ppm. Tapi dalam model percobaan kami, tingkat konsentrasi berada pada 1120-1680 ppm," ujar mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!