Menilik Pesan Kardinal Suharyo Lewat Relief Candi Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menilik Pesan Kardinal Suharyo Lewat Relief Candi Borobudur

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 10 Apr 2020 12:40 WIB
Sunrise Candi Borobudur
Candi Borobudur (Teguh Tofik Hidayat/d'Traveler)
Jakarta -

Pada misa Kamis Putih kemarin, Kardinal Ignatius Suharyo menyuarakan pesan kemanusiaan dalam khotbahnya. Relief di Candi Borobudur jadi inspirasinya.

Dalam tayangan live misa Kamis Putih di salah satu televisi nasional kemarin malam (9/4), ada pesan menarik yang diselipkan oleh Kardinal Ignatius Suharyo selaku pemimpin utama misa di Gereja Katedral Jakarta.

Ditayangkan secara virtual lewat siaran televisi pada pukul 21.00 WIB kemarin, Kardinal Suharyo memberikan perumpamaan fabel atau cerita binatang yang terinspirasi dari salah satu relief di Candi Borobudur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ignatius SuharyoKardinal Ignatius Suharyo (Ari Saputra/detikcom)

Tentu kita paham, bahwa Candi Borobudur merupakan candi agama Buddha terbesar di dunia. Candi Borobudur sendiri berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha sekaligus tempat wisata yang sarat pesan kemanusiaan.

Dalam penuturannya, Kardinal Ignatius Suharyo mengisahkan tentang kisah persahabatan 4 ekor hewan, yaitu berang-berang, serigala, monyet dan kelinci. Di mana dalam perjalanannya mereka bertemu dengan seorang yang tersesat dan kelaparan.

ADVERTISEMENT

Ketika ketiga temannya dapat memberikan sesuatu pada orang yang kelaparan tersebut, sang kelinci tak punya apa-apa dan lebih memilih mengorbankan dirinya untuk dimakan demi kebaikan.

Dilihat detikcom dari situs resmi Kemdikbud, Jumat (10/4/2020), kisah kelinci tersebut terpahat pada relief Jataka yang terletak di sisi Timur tingkat I pagar langkan rangkaian atas bidang h nomor 23,24 dan 25.

Relief kelinci di Candi Borobudur.Relief kelinci di Candi Borobudur (dok Kemdikbud)

Selain menceritakan kisah tentang Siddharta Gautama, Candi Borobudur juga sarat dengan relief tentang kisah hewan atau fabel yang memberi pesan positif.

Adapun kisah lanjutannya, ternyata orang yang tersesat itu merupakan seorang Brahmana yang tengah menguji sang kelinci. Di mana dengan keteguhan sang kelinci, ia rela melompat ke dalam tungku berisi air yang tengah mendidih.

Namun, sang Brahmana melihat keteguhan sang kelinci dan menyelamatkannya dari air mendidih tersebut. Pesan moralnya, manusia perlu berkorban demi kebaikan sesama. Pesan lintas batas itulah yang ingin disampaikan Kardinal Ignatius Suharyo pada umat nasrani dan seluruh umat manusia lintas agama di Indonesia.

Apabila pandemi corona ini telah berakhir, mungkin traveler bisa langsung melihat relief kisah kelinci tersebut di Candi Borobudur. Untuk saat ini, mari kita bertahan dulu di rumah demi kebaikan semua orang. Sesuai dengan pesan Kardinal Ignatius Suharyo.




(rdy/rdy)

Hide Ads