Unik, Etnis di China Ini Wajib Menangis 30 Hari Sebelum Menikah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Unik, Etnis di China Ini Wajib Menangis 30 Hari Sebelum Menikah

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 14 Apr 2020 18:05 WIB
Tradisi pernikahan unik Suku Tujia di China.
Suku Tujia di China (Zhangjiajihe Travel)
Chengdu -

Terlepas dari fakta China yang menjadi sumber penyebaran virus Corona, ada etnis di China yang punya tradisi menangis 30 hari sebelum menikah.

Adalah etnis Tujia di Provinsi Sichuan, China, yang memiliki tradisi unik tersebut. Padahal, sejatinya pernikahan adalah sesuatu yang dirayakan dengan suka cita.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Selasa (14/4/2020), tradisi pernikahan unik tersebut nyatanya telah ada hingga akhir Dinasti Qing (1644-1911) seperti diberitakan China Daily.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun dalam perjalanannya, tradisi pernikahan unik tersebut juga dilakukan oleh masyarakat di sejumlah tempat di China. Hanya saja, etnis Tujia adalah salah satu yang konsisten melakukannya.

ADVERTISEMENT
Tradisi pernikahan unik Suku Tujia di China.Tradisi pernikahan unik Suku Tujia di China (Pool)

Secara teknis, tradisi menangis itu akan dimulai dari malam sebelum 30 hari pernikahan. Di malam itu, sang mempelai wanita diwajibkan menangis selama satu jam lamanya sebagai penanda awal tradisi.

Sepuluh hari setelahnya, sang ibu dari mempelai akan ikut menyusul anaknya untuk ikut menangis bersamanya. Kemudian sepuluh hari setelahnya mendekati waktu pernikahan, sang nenek juga akan ikut menyusul mempelai wanita dan anaknya untuk menangis bersama.

Tradisi pernikahan unik Suku Tujia di China.Tradisi ini dilangsungkan selama 30 hari lamanya (Shutterstock)

Bagi orang awam, tradisi menangis sebelum pernikahan itu memang terdengar aneh. Hanya bagi etnis Tujia di China, hal itu disebut sebagai bentuk adab dan keseriusan mempelai menuju hari sakral mereka.

Apabila tradisi itu tak dilakukan oleh sang mempelai pengantin, biasanya tetangga di sekitar rumah akan menganggap bahwa sang pengantin tidak punya adab. Malah ada kasus di mana ibu sang mempelai memukul anak perempuannya yang tidak menangis saat sebulan sebelum pernikahannya.

Hanya dalam masyarakat modern seperti sekarang, tradisi zaman feodal itu dianggap sudah tidak relevan. Tradisi pernikahan yang dibarengi perjodohan itu disebut sudah ketinggalan zaman. Hanya saja, tradisi itu menjadi bukti akan kayanya budaya pernikahan di China.

Punya pengalaman traveling? Kirim artikelmu di Link Ini.




(rdy/msl)

Hide Ads