Presiden Joko Widodo akhirnya menegaskan larangan perantau mudik pada Selasa kemarin (21/4). Buat yang masih ngeyel mudik, bisa berkaca dari kasus Italia.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi akhirnya melarang seluruh masyarakat mudik pada Idul Fitri 2020. Larangan ini, disebut Jokowi, berlaku bagi semua masyarakat untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Jokowi pun meminta jajarannya menyiapkan larangan mudik bagi warga.
Baca juga: Jokowi Larang Semua Warga Mudik Tahun Ini |
Keputusan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Presiden yang disiarkan langsung lewat akun YouTube Setpres, Selasa (21/4)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kami larang," kata Jokowi.
Kebijakan yang dianggap sedikit terlambat itu pun diambil dengan berat hati untuk mencegah penularan virus corona dari para pemudik. Terlebih pemudik dari Jakarta, yang merupakan zona merah epidemi COVID-19 di Indonesia.
Walau disebut kontroversial oleh banyak pihak, pemerintah tentu punya sejumlah dasar di balik pengambilan kebijakan tersebut. Salah satu contohnya lewat kasus serupa di Italia.
Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Kamis (23/4/2020), Italia merupakan salah satu pusat epidemi corona di Eropa yang telah menerapkan lockdown dan sempat menuai keributan di awal seperti diberitakan media Guardian.
Berawal dari bocornya rencana lockdown atau penutupan wilayah total di kawasan Lombardy pada awal Maret lalu, ribuan warga pun yang panik dan melarikan diri.
Terdengar familiar? Inilah suasana di Indonesia kini pasca penutupan Jabodetabek pada Jumat tengah malam nanti.
Ketika tersiar kabar dari salah satu media lokal Corriere della Sera, ribuan warga pun langsung memenuhi stasiun kereta dan kabur dari wilayah Lombardy menggunakan mobil mereka.
Mendapati arus mudik dadakan tersebut, pihak kepolisan Italia pun telah berjaga di Salerno, Campania, untuk menghadang pemudik dari Lombardy. Semua dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
"Bocornya kebijakan tersebut menyebabkan banyak orang mulai melarikan diri, menimbulkan efek berlawanan dari apa yang ingin dicapai. Sayangnya, beberapa yang melarikan diri itu akan terinfeksi dengan penyakit ini," ujar Roberto Burioni, profesor mikrobiologi dan virologi di Universitas Vita-Salute San Raffaele di Milan.
Sejak lockdown diterapkan di wilayah Utara Italia pada 8 Maret 2020, tak sedikit pejabat publik yang gencar meminta warga tidak mudik. Salah satunya, Gubernur Plugia, Michele Emiliano.
"Jangan membawa pandemi Lombardy, Veneto dan Emilia ke Puglia. Anda akan membawa virus ke paru-paru saudara, adik, kakek, paman, saudara laki-laki dan keluargamu," kata Emiliano lewat unggahan di laman Facebooknya.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan