Kegiatan daur ulang tak hanya berguna untuk menjaga keberlangsungan lingkungan, tapi juga pembangunan. Contohnya bisa dilihat dari masjid kenamaan Bangladesh ini.
Adalah Star Mosque atau yang disebut juga dengan nama Masjid Tara dalam bahasa Bengali. Berlokasi di Dhaka, Bangladesh, masjid yang satu ini memang dikenal dengan gaya arsitekturnya yang bernuansa bintang.
Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Rabu (29/4/2020), masjid tersebut diketahui dibangun pada pertengahan abad ke-19 seperti diberitakan Atlas Obscura. Desainnya sendiri terinspirasi dari gaya Mughal yang sarat budaya muslim India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada awalnya, masjid itu dibuat sederhana dengan kubah utama yang berukuran besar dan dua kubah lain di sisi kiri dan kanannya. Hanya seiring berjalannya waktu, masjid itu didekorasi sedemikian rupa dan menjadi cukup ramai.
Walau sempat dikritik, tapi nyatanya dekorasi yang menghiasi Star Mosque adalah apa yang membuatnya unik. Soalnya, desain masjid seramai Star Maosque tak mungkin dapat ditemukan di tempat mana pun di dunia.
Menggunakan teknik bernama Chinitikri, sang perupa menggunakan pecahan porselen China dan menyusunnya sedemikian rupa membentuk mosaik nan indah. Tak hanya pecahan porselen, pecahan botol beling juga kerap digunakan karena dianggap murah.
![]() |
Keunikan itu lah yang membuat Star Mosque kerap dijuluki masjid daur ulang, merujuk pada penggunaan bahan daur ulang yang digunakan untuk menghias setiap sisi masjidnya.
Adapun, motif bintang biru adalah apa yang paling tampak dari Star Mosque. Sekaligus menjadi asal usul dari nama masjid tersebut.
Keindahan dari motif bintang itu pun menghiasi kubah yang berwarna putih. Motif bintang itu juga diramaikan oleh mosaik bunga dan rosette yang menghiasi muka bangunan dan interior masjid.
Sejatinya, masjid tersebut menjadi kebanggaan umat dan kerap menjadi objek wisata di kalangan wisatawan. Hanya akibat COVID-19, pembatasan diterapkan dan membuat masjid itu jadi sepi ketimbang sediakala.
Baca juga: Masjid Apa yang Ada di Ujung Selatan Bumi? |
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!