Arab Saudi telah kembali membuka pusat perbelanjaan untuk masyarakat. Namun serangkaian aturan yang ketat diberlakukan untuk memperlambat penyebaran virus Corona.
Dikutip dari Arab News, Kamis (30/4/2020), warga Arab Saudi bisa kembali mengunjungi pusat perbelanjaan mulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00 waktu setempat. Pengunjung mal dan toko harus melewati pemeriksaan suhu di pintu masuk. Bagi mereka yang memiliki suhu lebih dari 38 derajat celcius akan dipindahkan ke pusat medis terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat perbelanjaan akan membuka berbagai toko seperti kosmetik dan parfum, namun pengunjung dilarang untuk mengetes produk. Ada serangkaian peraturan yang harus dipatuhi, seperti menjaga jarak dua meter satu sama lain, memakai masker dan sarung tangan, serta tak boleh datang lebih dari dua orang.
"Perusahaan komersial diharuskan melakukan pemeriksaan suhu untuk pelanggan dan pekerja, melarang tes kosmetik dan parfum, menutup lift dan memberikan label di lantai untuk menerapkan langkah jarak sosial," kata juru bicara Kementerian Perdagangan dan Investasi, Abdulrahman Al Husein.
Sedangkan untuk anak-anak berusia di bawah 15 tahun tidak diizinkan masuk. Begitu pula orang tua atau orang-orang dengan penyakit kronis seperti jantung, paru-paru dan penyakit ginjal serta memiliki masalah kondisi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh disarankan untuk tetap di rumah.
Beberapa tempat hiburan yang masih akan ditutup yaitu kafe dan restoran. Kamar pas dan ruang salat juga tak dibuka untuk sementara.
Selain itu banyaknya masyarakat yang memilih berbelanja online selama masa pandemi ini membuat banyak pengiriman barang yang tak tepat waktu. Kementerian mengungkapkan telah menerima lebih dari 12.000 laporan keterlambatan pengiriman sejak awal Ramadhan. Laporan keluhan dari pelanggan melonjak hingga 300% melalui telepon dan aplikasi Balagh.
"Kami saat ini bekerja dengan otoritas dan pihak terkait untuk menawarkan solusi cepat dan efektif segera," kata Al Hussein.
Total jumlah kasus COVID-19 di Arab Saudi telah mencapai 21.402, di mana 18.292 adalah kasus aktif, sedangkan pasien sembuh berjumlah 169 orang dengan 157 orang meninggal dunia.
Juru bicara kementerian kesehatan, Mohammed Al Abd Al Aly menekankan bahwa krisis belum berakhir. Dia mendesak orang-orang untuk tetap mematuhi langkah-langkah pencegahan dan menghindari potensi kepadatan.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum