Matahari yang sedang dalam fase lockdown pada saat ini diprediksi bisa memicu fenomena alam di bumi. Ahli mengatakan penurunan aktivitas matahari berpotensi mengakibatkan kejadian bencana seperti periode Minimum Dalton pada abad 17.
Ahli menjelaskan fase lockdown menunjukkan aktivitas matahari berkurang drastis yang biasa disebut periode solar minimum. Hal itu ditandai menghilangnya bintik-bintik matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Fakta di Balik Matahari yang Sedang Lockdown |
Seperti dilaporkan CNNIndonesia yang mengutip dari Nature World News, ahli astronomi Tony Philips menyampaikan, kondisi matahari lockdown bisa mengakibatkan pancaran sinar kosmik bertambah di tata surya, kemudian memicu fenomena alam. Hal itu disebut bakal lebih terasa di kutub utara. Sinar kosmik yang berlebihan disebut sanggup memicu petir yang jadi ancaman kesehatan.
Ilmuwan Jeff Knight juga menyampaikan aktivitas minimum matahari berkontribusi membuat musim dingin lebih menggigil seperti terjadi pada 2008 dan 2010 di Inggris.
Bencana Besar
Pada periode Minimum Dalton (1790-1830) sempat terjadi beberapa fenomena alam karena aktivitas matahari rendah yang membuat suhu global turun. Pada periode itu cuaca sangat dingin, terjadi gagal panen, kelaparan, dan letusan gunung berapi signifikan.
Temperatur di bumi sempat turun hingga 2 derajat Celcius selama lebih dari 20 tahun, ini dikatakan sempat bikin Sungai Thames di Inggris membeku dan badai petir melanda Bumi pada abad ke-17 dan ke-18.
Dilansir dari Britannica, wilayah utara Bumi mengalami periode salju tebal sporadis yang mematikan selama Juni, Juli, dan Agustus 1816 akibat penurunan aktivitas matahari. Pada 1816 tercatat sebagai periode yang disebut 'tahun tanpa musim panas' .
Pada 1815 Gunung Tambora di Indonesia meletus hingga menyebabkan aktivitas matahari terhalang abu gunung berapi (matahari lockdown) pada satu tahun setelahnya. Letusan dijuluki sebagai letusan gunung berapi terbesar kedua dalam 2 ribu tahun yang menewaskan sedikitnya 71 ribu orang
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum