Beberapa kapal pinisi di Labuan Bajo, Manggarai Barat tenggelam. Ini penyebab kejadian tersebut, menurut pengalaman dari salah satu nakhodanya.
Pertama, kapal pinisi yang tenggelam karena tidak ada orang yang menjaganya. Semua kru kapal disandarkan karena pandemi Corona.
"Nggak ada yang jaga. Karena kru kapal semua dirumahkan," kata Agus Henriawan, kapten kapal Arfisyana Indah dalam pesan singkat dengan detikcom, Rabu (27/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kapal tenggelam ini kemasukan air dari air laut yang merembes. Seperti diketahui, kapal-kapal pinisi di Labuan Bajo ini terbuat dari kayu dan harus dikuras berkala meski tak ada gelombang tinggi di tempat ia ditambatkan.
"Kapal itu bocor, terus ada merembes, sampai beberapa hari airnya masuk nggak ada yang kuras. Jadi makin banyak air yang masuk," jelas Agus.
"(Hingga kini) masih ada (kapal yang tenggelam)," imbuh dia.
Menurut Agus, kondisi cuaca di bulan ini tergolong baik. Tidak ada gelombang tinggi yang mengancam kapal pinisi yang ditambatkan.
"(Cuaca) masih aman untuk bulan ini, cuma cuaca mendung terus," tegas Agus.
Dalam berita sebelumnya, lantaran tidak terurus, sejumlah kapal pinisi angkutan wisata rusak dan tenggelam di perairan kawasan Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Biru Labuan Bajo yang Memanjakan Mata |
Seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/5), selama masa pandemi COVID-19, kapal-kapal wisata menjadi rusak tidak terurus karena tidak ada wisatawan ke daerah itu.
Idrus, penanggung jawab kapal motor Sarana Inti Pangan 01, dihubungi dari Kupang, Senin, mengatakan, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sedikitnya ada lima unit kapal wisata yang tenggelam karena tidak terurus.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol