PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko melakukan simulasi operasional wisata Candi Prambanan Kamis (11/6/2020). PT TWC merencanakan untuk simulasi penerapan protokol kesehatan akan dilakukan sebanyak tiga kali di Candi Prambanan.
"Simulasi untuk menerapkan protokol di Prambanan ini tidak akan dilakukan hanya satu kali, minimal dua kali. Kemungkinan akan kami lakukan tiga kali," kata Diryt PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Edy Setijono saat ditemui di kompleks Candi Prambanan, Kamis (11/6/2020).
Edy menjelaskan simulasi ini untuk melihat kekurangan dalam setiap protokol yang telah disusun. Oleh kerenanya, pihaknya mengundang Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY. "Setiap simulasi ada evaluasi, kami undang gugus tugas COVID-19 DIY dan kabupaten untuk memperbaiki protokol lalu kami undang lagi pelaku wisata untuk menyosialisasikan protokol ini ke wisatawan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait persiapan operasional Candi Prambanan, Edy menjelaskan telah menyiapkan beberapa hal. Pertama, terkait pelayanan. "Untuk pelayanan kami siapkan protokol yang dipandu oleh customer service itu dimulai dari pintu masuk area parkir ke loket tiket, pengecekan tiket sampai ke jalur ke arah candi," jelasnya.
Selain pelayanan, fasilitas pendukung juga telah disiapkan. Termasuk klinik dan ambulance. "Kita siapkan fasilitasnya berupa marka yang kita buat secara komunikatif supaya mudah untuk dipahami pengunjung," tuturnya.
"Sesuai standar kesehatan kita siapkan klinik kesehatan, karena ini ada dalam protokol yang diterapkan di TWC terkait pengecekan suhu," lanjutnya.
Pemantauan terhadap wisatawan juga dilakukan. Caranya, setelah pengecekan suhu, wisatawan diberikan stiker.
"Setiap pengunjung yang hadir akan diberikan stiker. Jika suhu tubuh di bawah 37,5 Β°C diberi stiker warna hijau. Kalau suhunya 37,5 Β°C-37,8Β°C kami beri stiker warna kuning, supaya CS kami bisa memantau. Untuk di atas 37,8 Β°C maka tidak kami perkenankan masuk," paparnya.
Terkait penerapan pembatasan fisik, Edy menerangkan jika model yang diambil adalah dengan cara interval.
"Model pembatasan kita interval. Jadi wisatawan bertahap saat masuk. Nanti baru rombongan wisatawan lainnya. Itu tidak akan membuat tidak akan bergerombol," ucapnya.
Pihaknya juga akan melakukan pembatasan terhadap jumlah pengunjung. Namun, pembatasan jumlah itu dilakukan secara bertahap.
"Jumlah wisatawan, pada tahap awal ini kami sepakat untuk mengurangi jumlahnya paling banyak 50 persen dari kunjungan normal yang biasanya kalau di Prambanan bisa mencapai 5 ribu saat hari kerja dan puluhan ribu saat weekend atau musim liburan," bebernya.
"Tapi pembatasan ini akan kami lakukan secara bertahap, karena perlu ujicoba secara real untuk meyakinkan protokol ini berjalan dengan baik," kata dia menambahkan.
Pembatasan juga dilakukan terkait durasi wisatawan di area candi. Maksimal wisatawan diberi durasi satu jam lalu kemudian ada petugas yang mengarahkan untuk keluar.
"Waktunya 30 menit sampai satu jam kami arahkan ke pintu keluar. Ada petugas yang mengarahkan," jelasnya.
"Protokol ini kami terapkan agar pengunjung bisa berwisata dengan nyaman dan aman. Menjadi komitmen kami untuk menegakkan disiplin untuk protokol ini," tegasnya.
Terkait kapan Candi Prambanan resmi beroperasi dan menerima kunjungan wisatawan, pihaknya masih harus menunggu rekomendasi dari gugus tugas.
"Buka menunggu rekomendasi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY baru kami bisa buka operasi," tutupnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol