Lembah Baliem kini jadi salah satu destinasi populer di Papua. Wujudnya yang sangat cantik, membuatnya disebut-sebut sebagai surga.
Mendengar nama Lembah Baliaem pasti langsung ingat akan Fesitival Lembah Baliem. Festival ini sudah jadi atraksi tahunan yang dilakukan oleh warga untuk promosi wisata.
Artikel kali ini bukan mau membahas soal festivalnya. Tapi keindahan Lembah Baliem yang dulu bikin Sekutu jatuh cinta sejak pandangan pertama.
Berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, Lembah Baliem masuk dalam kawasan Pegunungan Jayawijaya. Hijau, asri dan sejuk, suhu di kawasan lembah berada di antara 10-15 dearajat celcius jika malam tiba.
![]() |
Daerah Papua memang menjadi pangkalan militer Sekutu dalam Perang Pasifik melawan Jepang. Pada tahun 1944, seorang pilot Amerika menemukan keberadaan Lembah Baliem.
Dari ketinggian, lembah ini terlihat sangat cantik. Bayangkan, ada hamparan pegunungan, kabut, pepohonan dan jajaran rumah honai dari Suku Dani.
Kebun ubi jalan yang dibatasi dengan pagar tertata rapi. Warga pedalaman terlihat menggunakan koteka sembari bekerja di ladang. Seketika, si pilot langsung jatuh hati.
Sekembalinya dari tugas, sang pilot langsung menceritakan soal keberadaan Lembah Baliem. Saking eksotisnya, pemandangan yang dia lihat disebut sebagai Shangri-La.
![]() |
Shangri-La adalah sebutan yang populer dalam sebuah novel terbitan James Hilton tahun 1933. Shangri-La mengacu pada suatu tempat khayalan yang sangat indah bagai surga di bumi.
"Tak lama setelah ditemukan, pasukan Amerika cuti tugas untuk menghilangkan stress karena peperangan," ujar Hari Suroto, Peneliti dari Balai Arkelogi Papua.
Perang Pasifik yang berlangsung tak kunjung menang. Pasukan Amerikan pun diperbolehkan cuti tugas baik tentara laki-laki maupun perempuan.
"Saat bertamsya ke sana sayangnya satu pesawat terjatuh sebelum sampai tujuan. Dari semua penumpang, hanya dua orang tentara laki-laki dan seorang tentara wanita yang selamat," ungkapnya.
Karena tak ada landasan pesawat, proses evakuasi tentara ini tidaklah sebentar. Sekutu menggunakan pesawat layang untuk bisa sampai di Lembah Baliem.
"Waktu itu, para korban dirawat oleh Suku Dani sebelum tim penyelamat tiba. Tim penyelamat pun menganggap bahwa keeksotisan Lembah Baliem seperti sebuah lukisan," pungkasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan