Kementerian Kebudayaan Serikat India berencana untuk membuka Taj Mahal dan monumen lainnya pada 6 Juli. Namun keputusan ini diragukan oleh sebagian pihak dan aktivis.
Kebijakan ini dinilai prematur karena nyatanya penyebaran pandemi Corona masih belum diperiksa secara efektif. Belum lagi adanya 12 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
"Ketika kereta dan penerbangan internasional belum beroperasi, dari mana dan bagaimana wisatawan bisa datang ke Agra? Apalagi taka da kesehatan standar internasional di sini," ujar Shravan Kumar Singh, seorang aktivis sosial.
![]() |
Keraguan ini dijawab oleh Menteri Kebudayaan Serikat, Prahald Singh. Ia menyatakan bahwa monumen-monumen yang dikelola oleh Survei Arkeologi India (ASI) akan dibuka dengan protokol kesehatan dan keamanan penuh.
Pembatasan dan SOP pun harus dijalankan oleh wisatawan. Setiap tahunnya Taj Mahal menerima lebih dari tujuh juta wisawatan. Sementara adanya protokol kesehatan hanya akan menerima 5.000 wisatawan setiap harinya.
Jam kunjungan wisatawan pun akan dibagi menjadi dua shift, yaitu pagi dan setelah makan siang. Masing-masing shift membatasi kuota hanya 2.500 wisatawan saja.
Kewajiban pengunjung adalah memakai masker dan menjaga jarak. Foto grup yang biasanya diperbolehkan akan dilarang. Museum di zona penahanan juga akan tetap di tutup.
Tutupnya industri pariwisata membuat banyak orang mengalami kesulitan ekonomi, tak terkecuali di Agra. Para pelaku bisnis perhotelan lokal mendesak agar monumen-monumen segera dibuka. Empat bulan tanpa wisatawan adalah hal tersesak yang dialami oleh pelaku usaha.
"Membuka monumen tidak akan beresiko asalkan sesuai dengan SOP, membatasi jumlah pengunjung. Kalau bandara, mal dan hotel sudah buka kembali, kenapa monumen tidak?" ujar Akhilesh Dubey, seorang Kapten Industri Pariwisata.
Agra adalah destinasi favorit bagai wisatawan domestik di akhir pekan. Wisawatan biasanya datang dengan taksi atau kendaraan pribadi. Dibukanya kembali Taj Mahal akan membuat kepercayaan di industri pariwisata India.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum