Ikan primadona itu adalah hiu paus alias whale shark, ikan hiu terbesar di dunia. Panjangnya bisa 12 meter, sepanjang bis kota! Hiu paus ada juga di Maladewa. Tapi di Indonesia, rumah mereka adalah Teluk Cendrawasih di Papua Barat. Berenang bersama hiu paus adalah idaman banyak wisatawan penggemar diving.
Operator cruise dan diving, North Star Cruises dari Australia, baru-baru ini telah mengantungi izin dari pemerintah Indonesia untuk bisa membawa wisatawan ke Teluk Cendrawasih yang ada di belakang kepala burung Pulau Papua ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teluk Cendrawasih tersohor sebagai tempat tujuan migrasi ikan. Ada lebih dari 200 spesies ikan termasuk ikan kakatua, anemon dan 4 jenis penyu.
Nah, hiu paus ini menjadi daya tarik di Teluk Cendrawasih. Ikan ini terkenal suka mencomot ikan-ikan yang sudah dijaring nelayan. Ini adalah keunikan yang luar biasa.
Pakar laut North Star, Dr Andy Lewis kepada Sydney Morning Herald mengatakan, nelayan di Teluk Cendrawasih membangun hubungan yang baik dengan hiu paus. Ada nilai lokal yang positif dimana nelayan Teluk Cendrawasih menganggap hiu paus adalah jimat keberuntungan. Hubungan yang harmonis bukan?
Jangan takut dengan kebuasan hiu paus. Ikan ini hanya makan zooplankton, udang-udang kecil, ubur-ubur dan anak-anak koral, selain juga ikan pemberian nelayan.
General Manager North Star, Peter Trembath mengatakan wisatawan yang ikut paket mereka bisa diving dan snorkling sepuasnya. Paket yang ditawarkan untuk melihat hiu paus adalah pelayaran 10 hari ke Teluk Cendrawasih.
Diving site yang ditawarkan adalah Pulau Amsterdam yang memiliki situs Junkyard, kapal Perang Dunia II di kedalaman 30 meter yang jernih dan kini menjadi habitat ikan. Pelayaran ke Teluk Cendrawasih dimulai Oktober 2012 dan dijual AUD 18.495 per orang (atau Rp 183,5 juta) untuk 10 hari, termasuk pesawat dari Darwin, Australia ke Sorong, Papua Barat. Berminat?
(sst/fay)
Komentar Terbanyak
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?