Belum lama, salah satu logo pariwisata di Selandia Baru menuai kritikan karena dianggap terlalu porno. Dilansir dari The Telegraph, Kamis (14/3/2013), selain logo pariwisata Selandia Baru, ada 6 logo pariwisata lain yang mengundang kritikan:
1. Logo Pariwisata Kapiti, Selandia Baru
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah tanhu tanggapan dari masyarakat, kalau huruf 'K' pada logo ini seperti kaki yang sedang ditekuk, itu terlihat porno," kata salah seorang peserta dalam pertemuan tersebut.
2. Logo Pariwisata Filipina
Beda lagi kritikan yang didapatkan oleh dinas pariwisata Filipina. Logo Badan Pariwisata Filipina ini dianggap menjiplak desain dari logo Badan Pariwisata Polandia.
Dari pantauan detikTravel, dari kedua logo negara tersebut memang terlihat mirip. Beberapa persamaan yang tampak jelas yakni penggunaan jenis huruf yang sama, adanya gambar yang menyimbolkan pohon pada huruf 'L' di kedua logo tersebut, dan keduanya sama-sama memiliki dua garis bergelombang di bagian bawah.
3. Logo Pariwisata Romania
Hampir sama dengan Filipina, logo pariwisata Romania mendapatkan protes karena dianggap menjiplak dari gambar lain. Saat itu, sebuah perusahaan mendapat bayaran sebesar 900.000 euro sekitar Rp 11 miliar untuk membuat sebuah logo yang unik. Namun sayang, salah satu grafis (gambar yang menyerupai daun di bagian atas logo-red) diduga diambil dari salah satu situs penyedia gambar ilustrasi di internet.
4. Logo Pariwisata Colorado
Sebuah stiker yang mempromosikan wisata Kota Fruita di Negara Bagian Colorado, AS, mendapat kritikan dari masyarakat kota itu sendiri. Alih-alih menyingkat kalimat "Welcome to Fruita" dalam stiker tersebut tertulis "WTF". Ya, tentu Anda mengetahui tulisan "WTF" memiliki arti berbeda yang tidak baik.
5. Logo Pariwisata Tunisia
Setelah terjadi revolusi pada tahun 2011, Badan Pariwisata Tunisia berusaha meyakinkan wisatawan kalau negara tersebut sudah aman. akan tetapi, slogan yang mempromosikan Tunisia justru mendapat kritikan.
Pada slogannya dituliskan, "Mereka bilang di Tunisia, semua tempat hanya selemparan batu". Pada slogan tersebut diperlihatkan foto unjuk rasa sambil melempar batu
Termasuk juga slogan lain yang bertuliskan, "Mereka bilang di Tunisia beberapa orang tidak mendapat perlakukan baik" di samping sebuah gambar yang memperlihatkan seorang wanita sedang menikmati pijat di spa. Ada juga yang bertuliskan "Mereka bilang Tunisia hanyalah reruntuhan," di samping gambar sebuah situs arkeologi Romawi.
6. Logo Pariwisata Suffolk
Keputusan untuk mempromosikan wilayah Suffolk di Inggris sebagai daerah yang aneh dengan slogan "The Curious County", justru menuai kemarahan anggota DPRD setempat.
"Curious County tidak memberikan pesan tentang Suffolk. Ini justru sering digunakan untuk menujukkan kejanggalan," kata salah satu anggota DPRD Coastal Suffolk, Therese Coffey.
Begitu juga tanggapan yang diberikan oleh anggota DPRD Waveney dan Peter Aldous. Mereka merasa benar-benar tidak memahami maksud dari slogan tersebut. Seorang anggota DPRD Bury St Edmunds, David Ruffley mengatakan, "Ini adalah slogan yang konyol dan tidak berarti, berpotensi membahayakan industri pariwisata Suffolk."
7. Logo Pariwisata Republik Ceko
Logo pariwisata ini diprotes karena dianggap tidak mempedulikan wisatawan. Terutama wisatawan yang tidak bisa berbahasa Inggris dan memiliki akun jejaring sosial Facebook.
Seharusnya tulisan 'Czech Republic' pada logo tersebut, huruf 'c' diganti menjadi 'like'. Sehingga tulisannya berubah menjadi 'Czech Republike'.
8. Logo Pariwisata Hong Kong
Sekilas memang tidak ada yang aneh darki slogan Badan Pariwisata Hong Kong ini. Namun slogan bertuliskan "Hong Kong akan membuat kalian berhenti bernafas", seolah tahu apa yang akan terjadi. Berhenti bernafas juga memiliki arti yang berbeda. Benar saja, meski bukan maksud sebenarnya setelah logo ini digunakan, Hong Kong terkena wabah SARS.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Banjir Bali, 1.000 Hektar Lahan Pertanian per Tahun Hilang Jadi Vila
Warga Harap Wapres Gibran Beri Solusi Atasi Banjir Bali
Belum Dibayar, Warga Sekitar Sirkuit Mandalika Demo-Tagih ke ITDC