"Pada kenyataannya, jumlah pengunjung dan umat lebih besar dari perkiraan. Karena sudah terlalu besar, penonton menjadi tidak tertib dan tidak nyaman. Perkiraan kami 5.000 sampai 6.000 tapi yang datang mungkin 10.000," kata Presdir PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo dalam perbincangan dengan detikTravel, Senin (27/5/2013).
Menurut Purnomo, pengelola candi sudah bertemu dan bicara dengan tim panitia dari Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia). Tidak tertibnya penonton menurut dia masih bisa ditolerir panitia acara, karena prosesi di Candi Mendut sudah tercapai dan acara meditasi tidak terngganggu. Namun kondisi malam itu di Borobudur dan faktor cuaca menjadi catatan tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar suasana hiruk pikuk itu tidak terjadi lagi, pengelola dan panitia Walubi sudah mengevaluasi hal itu. Menurut Purnomo, mereka berharap pengunjung acara Waisak bisa lebih tertib lagi tahun depan.
"Masyarakat yang juga ingin bisa ikut untuk merasakan pengalaman ini, harus tertib. Arahan panitia harus didengarkan," pinta dia.
Purnomo mengingatkan, di lokasi acara ada umat Buddha yang ingin beribadah dan membutuhkan suasana khidmat. Hal itulah yang harus dihormati pengunjung lain yang tidak beribadah. Tujuannya agar kedua pihak sama-sama enak. Yang mau beribadah bisa nyaman, dan yang ingin melihat lampion, bisa mendapatkan momen yang enak.
"Kita saling menghormati. Yang ibadah bisa khidmat, pengunjung yang mau berpartisipasi dan berfoto bisa mendapatkan momen yang bagus," pesan Purnomo.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia